*Afwan Akhii, Kau Saudaraku Tapi Bukan Mahramku*


Akhii, kutuliskan risalah ini bagimu. Bukan karena apa. Kau adalah saudaraku, Akhii fillah. Karena Allah Ta’ala, bukan Akhii fii nasab yang mengharamkan pernikahan dan menghalalkan hubungan mahram.1

Akhii, sesungguhnya hati manusia ada di antara jari-jemari Ar Rahman. Maka beruntunglah orang yang dihadapkan hatinya pada ketaatan pada Allah Ta’ala. Sungguh benarlah doa yang Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam panjatkan, “Allahumma musharrifal quluub, sharrif quluubanaa ‘alaa tha’atika” (Ya Allah, Dzat Yang Memalingkan Hati, palingkan hati kami di atas ketaatan pada-Mu)2

Akhii, sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan lemah3. Manusia, ya Akhii. Tak terkecuali. Laki-laki maupun wanita.
Tahukah kau wahai Akhii, panutan kita Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah mengingatkan kita dalam sabdanya yang artinya, “Aku tidak meninggalkan fitnah yang lebih membahayakan kaum laki-laki daripada fitnah wanita.”4

Dan agama kita yang mulia juga telah mengajarkan adab-adab bergaul dengan lawan jenis yaa, Akhii. Bila kita tapaki perjalanan salaful ummah, kita akan temukan betapa mereka menjaga adab-adab tersebut.

Maka tidak layak bagi kita untuk bermudah-mudah dalam bergaul dengan lawan jenis. Janganlah bermain-main dengan kehormatan, yaa Akhii. Allah Ta’ala selalu mengawasi kita di manapun dan kapanpun. Apatah itu dalam kamar tertutup rapat, ketika kau sedang asik ber-SMS dengan wanita yang bukan mahrammu tanpa keperluan yang mendesak. Sama sekali bukan untuk hal yang membawa mashlahat, hanya untuk mengatakan,
“Ap kbr, Ukhti? Lg sbk ap skrng?”
“Smgt ^_^”
“Ttp senyum nggih :-) ”

Atau untuk sekadar mengirimkan nasehat. Entah itu terjemah Al Qur’an, potongan hadits, atau perkataan ulama. Apa maksud yang ada dalam hatimu, yaa Akhii? Banyak teman-teman ikhwan yang lebih berhak kau beri perhatian dan nasehat. Na’am, murni perhatian dan nasehat, tanpa tendensi apapun.

‘Afwan ‘Akhii, bukannya kami terlalu sombong untuk menerima nasehat darimu. Akan tetapi, bagi kami, cukup teman-teman shalihah tempat untuk berbagi rasa. Cukup bagi kami, para asatidz dan asatidzah5 yang mendakwahi kami. Cukuplah majelis-majelis ilmu dan buku-buku dari para ulama tempat kami mencari tahu tentang agama.

Tahukah yaa Akhii, terkadang syaithan menghiasi keburukan sehingga menjadi tampak indah. إن الشيطان ليفتح للعبد تسعة و تسعين بابا من الخير يريد به بابا من السوء
“Sesunggunya setan benar-benar akan membukakan 99 pintu kebaikan bagi seorang hamba, untuk tujuan membuka satu pintu keburukan”6

Akhii, Ibnu Taimiyah pernah berkata yang artinya, “Kesabaran Yusuf menghadapi rayuan istri tuannya lebih sempurna daripada kesabaran beliau saat dimasukkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya, saat dijual dan saat berpisah dengan bapaknya. Sebab hal-hal ini terjadi di luar kehendaknya, sehingga tidak ada pilihan lain bagi hamba kecuali sabar menerima musibah. Tapi kesabaran yang memang beliau kehendaki dan diupayakannya saat menghadapi rayuan istri tuannya, kesabaran memerangi nafsu, jauh lebih sempurna dan utama, apalagi di sana banyak faktor yang sebenarnya menunjang untuk memenuhi rayuan itu, seperti keadaan beliau yang masih bujang dan muda, karena pemuda lebih mudah tergoda oleh rayuan. Keadaan beliau yang terasing, jauh dari kampung halaman, dan orang yang jauh dari kampung halamannya tidak terlalu merasa malu. Keadaan beliau sebagai budak, dan seorang budak tidak terlalu peduli seperti halnya orang merdeka. Keadaan istri tuannya yang cantik, terpandang dan tehormat, tanpa ada seorang pun yang melihat tindakannya dan dia pula yang menghendaki untuk bercumbu dengan beliau. Apalagi ada ancaman, seandainya tidak patuh, beliau akan dijebloskan ke dalam penjara dan dihinakan. Sekalipun begitu beliau tetap sabar dan lebih mementingkan apa yang ada di sisi Allah.”7

Yaa Akhii, tidakkah kau ingin meneladani Yusuf ‘Alaihis Salam? Seorang pemuda yang menjaga iffah-nya yang dijanjikan mendapatkan perlindungan Allah Ta’ala di bawah naungan-Nya pada hari yang tidak ada lagi naungan selain naungan-Nya.8

Yaa Akhii, mungkin kau sudah pernah mendengar sebuah hadits dari Nawas Ibni Sam’an radiyyallahu anhu yang artinya, “Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam tentang kebaikan dan kejahatan. Beliau bersabda: “Kebaikan ialah akhlak yang baik dan kejahatan ialah sesuatu yang tercetus di dadamu dan engkau tidak suka bila orang lain mengetahuinya.”9

Yaa Akhii, kebahagiaan sejati tidak akan diperoleh dengan cara yang haram. Percayalah itu. Cara ini hanya akan menimbulkan kesusahan dan kerusakan pada diri serta terbuangnya harta dengan sia-sia. Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik darinya.10

Terakhir yaa Akhii, saya akan nukilkan perkataan Salman Al Farisi radiyyallahu ‘anhu dari Ja’far bin Burqan yang artinya, “Ada tiga orang yang membuatku menangis dan tiga orang lagi membuatku tertawa. Aku tertawa melihat orang mengejar dunia sedangkan kematian telah mengintainya, orang berbuat lalai berbuat padahal dirinya tak pernah dilupakan, dan orang banyak tertawa, sedangkan ia tidak tahu apakah Allah murka ataukah ridha kepadanya. Dan aku menangis karena kepergian orang-orang yang dicintai, yaitu kepergian Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan pengikutnya, kedahsyatan yang sangat mengerikan saat berada di pintu kematian, dan saat berdiri di hadapan Rabb semesta alam, yaitu ketika aku tidak mengetahui apakah aku akan dikembalikan ke surga atau ke neraka.”11

Kuharap risalah ini memperberat timbangan amal kebaikanku kelak. Pada hari di mana harta dan anak takkan berguna kecuali orang yang menghadap Allah Ta’ala dengan hati yang selamat.12
Wallahul musta’an.

1. Mahram adalah orang-orang yang haram dinikahi, bisa karena nasab, persusuan, atau pernikahan. Di Indonesia, istilah ini rancu dengan muhrim. Padahal istilah yang tepat adalah mahram, karena muhrim berarti orang yang sedang berihram (-pen).
2. HR Muslim no. 2654 dari Shahabat ‘Abdullah bin’Amr bin Al Ash Radiyallahu ‘Anhuma
3. Lihat QS An Nisaa: 28
4. HR. Al-Bukhari dalam An-Nikah (5096), Muslim dalam Adz-Dzikr (2740)
5. Jamak dari ustadz dan ustadzah (-pen)
6. Perkataan Hasan bin Shalih rahimahullah
7. Perkataan ini dinukil oleh Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah dalam Madarijus Salikin
8. Lihat HR Bukhari no 660, Muslim 1031 dari Abu Hurairah radiyyallahu anhu, yang artinya, “Tujuh golongan yang kelak akan dilindungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari yang tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya: imam yang adil, pemuda yang tumbuh dengan beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya bertemu dalam keadaan demikian dan berpisah pun dalam keadaan demikian pula, laki-laki yang diajak (berzina) oleh wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, namun ia mengatakan: ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’, seseorang yang bersedekah namun ia menyembunyikan sedekahnya, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya, dan seseorang yang mengingat Allah dalam kesendiriannya, hingga kedua matanya bercucuran air mata.”
9. HR Muslim, dimuat dalam Bulughul Maram, Kitabul Jami’ bab adab
10. Terjemah HR Ahmad V/78,79
11. Atsar ini tercantum dalam kitab Rauhuz Zaahidiin yang merupakan ringkasan dari kitab Hilyatul Auliyaa’
12. Lihat QS Asy Syu’aara’: 88-89

http://arnida.blog.ugm.ac.id/2009/11/23/%E2%80%98afwan-akhii-kau-saudaraku-tapi-bukan-mahramku%E2%80%A6/

by: Ummu Zahratin Nisa As-Sundawiyah
 

*HP-mu = HARGA DIRIMU*


“Tetap istiqomah, Ukhti… Selamat berjuang. Semoga Allah menyertai anti.” Sender : Ikhwan +62817xxx

Senyum timbul dari cakrawalanya dengan malu-malu. Serasa ada hangat menyelusup dada dan membuat jantung berdegup lebih cepat. Otaknya pun sekejap bertanya, “Ada apa?”, “Sungguh, bukan apa-apa. Aku hanya senang karena ada saudara yang menyemangatiku.” Si akhwat menyangkal hatinya cepat-cepat. Dan ia bergegas meninggalkan kamarnya, ada dauroh. Ia berlari sambil membawa sekeping rasa bahagia membaca sms tadi yang sebagian besar bukan karena isinya, melainkan karena nama pengirimnya.

“Ana lagi di bundaran HI, Ukhti. Doakan kami bisa memperjuangkan ini.” Sender : Ikhwan +628179823xxx

Untuk apa dia memberitahukan ini padaku. Bukankah banyak ikhwan atau akhwat lain? Nada protes bergema di benaknya. Tapi di suatu tempat, entah di mana ada derak-derak yang berhembus lalu. Derak samar bangga menjadi perempuan yang terpilih yang di-sms-nya.

Pagi itu, handphone kesayangannya berbunyi. “Ukhti, Selamat hari lahir. Semoga hari-hari yang dijalani lebih memberi arti.”

Dada membuncah hampir meledak bahagia. “Dia bahkan ingat hari lahirku!” Dibacanya dengan berbunga-bunga. Tapi pengirimnya… Sender : Akhwat +6281349696xxx

Senyum tergurat memudar. Tarikan napas panjang. Kecewa, bukan dari dia. Ringtone-nya berbunyi lagi.

“Ukhti, Selamat hari lahir. Semoga hari-hari yang dijalani lebih memberi arti.” Sender : Ikhwan +628179823xxx

Dia!Semburat jingga pagi jadi lebih indah berlipat kali. Senyumnya mengembang lagi. Dan bunga-bunga itu mekar-lah pula.

Cerita di atas tadi selurik gerak hati seorang akhwat di negeri antah berantah yang sangat dekat dengan kita. Gerak hati yang mungkin pernah bersemayam di dada kita juga. Bisa jadi kita mengangguk-angguk tertawa kecil atau berceletuk pelan, “Seperti aku nih,” saat membacanya. Hayo… ngaku! He he…

Mari kita cermati fragmen terakhir dari cerita tadi. Kalimat sms keduanya persis sama, yang intinya mengucapkan dan mendoakan atas hari lahir (mungkin mencontek dari sumber yang sama hehe…). Sms sama tapi berhasil menimbulkan rasa yang jelas berbeda. Karena memang ternyata lebih berarti bagi si akhwat adalah pengirimnya, bukan apa yang dikatakannya.

Namun sebenarnya, apakah Allah membedakan doa laki-laki dan perempuan? Mengapa menjadi lebih bahagia saat si Gagah yang mendoakan? Semoga selain mengangguk-angguk dan tertawa kecil, kita juga berani memandang dari sudut pandang orang ketiga. Dengan memandang tanpa melibatkan rasa (atau nafsu?), kita akan bisa berpikir dengan cita rasa lebih bermakna.

Konon, cerita tadi terus berlanjut.

Suatu hari yang cerah, sang akhwat mendapat kiriman dari si ikhwan itu. Sebuah kartu biru yang sangat cantik. Tapi sayang, isinya tidak secantik itu. Menghancurkan hati akhwat menjadi berkeping-keping tak berbentuk lagi. Kartu biru itu adalah kartu undangan pernikahan si ikhwan. Dengan akhwat lain, tentu saja. Berbagai Tanya ditelannya. Mengapa dia menikah dengan akhwat lain? Bukankah dia sering mengirim sms padaku? Bukankah dia sering me-miscall ku untuk qiyamull lail? Bukankah dia ingat hari lahirku? Bukankah dia suka padaku? Mengapa…mengapa…

Dan air mata berjatuhan di atas bantal yang diam. Teman, jangan bilang, ya… dia hanya tidak tahu, ikhwan itu juga mengirimkan sms, miscall, mengucapkan selamat hari lahir dan bersikap yang sama ke berpuluh akhwat lainnya!

Ironis. Sedih, tapi menggelikan, menggelikan tapi menyedihkan. Sekarang siapa yang bisa disalahkan? Akhwat memang seyogiyanya menyadari dari awal, sms-sms yang terasa indah itu bukan tanda ikatan yang punya kekuatan apa-apa. Siapa yang menjamin bahwa ikhwan itu ingin menikahinya? Bila ia berharap, maka harapanlah yang akan menyuarakan penderitaan itu lebih nyaring.

Tetapi para ikhwan juga tak bisa lari dari tanggung jawab ini. Allau’alam apapun niatnya, semurni apapun itu, ingatlah, sms melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Putih si pengirim, tak menjamin putihnya juga si penerima. Bisa jadi ia akan berwarna merah muda. Merah muda di suatu tempat di hati atau menjadi rona di pipi yang tak akan bisa disembunyikan di depan Allah.

Bagi perempuan, sms-sms dan bentuk perhatian sejenis dari laki-laki bisa menimbulkan rasa yang sama bentuknya dengan senyuman, kedipan menggoda, dan daya tarik fisik perempuan lainnya bagi laki-laki.

Menimbulkan sensasi yang sama. Ketika perempuan bertanya berbagai masalah pribadinya padamu, seringkali bukan solusi yang ingin dicari utamanya. Melainkan dirimu. Ya, sebenarnya perempuan ingin tahu pendapatmu tentang dia, apakah dirimu memperhatikannya, bagaimana caramu memandang dirinya. Dirimu, dirimu, dan dirimu… dan kami –kaum hawa- sayangnya, juga memiliki percaya diri yang berlebihan, atau bisa dibahasakan lain dengan ‘mudah Ge-Er’. Jadi, tolong hati-hati dengan perhatianmu itu.

Paling menyedihkan saat ada seorang aktivis yang tiba-tiba berkembang gerak dakwahnya atau semangat qiyamul lailnya karena terkait satu nama. Naudzubillah tsumma naudzubillah. Ketika kita menyandingkan niat tidak karena Allah semata, maka apalah harganya! Apa harganya berpeluh-payah bukan karena Dia, tapi karena dia. Seseorang yang sama sekali bukan apa-apa, lemah seperti manusia lainnya.

Laki-laki dan wanita diciptakan berbeda bukan saling memusuhi, bukan juga saling bercampur tak bertepi, tapi semestinya saling menjaga diri. Secara fisik, emosional, atau kedua-duanya. SMS tampak aman dari pandangan orang lain, hubungan itu tak terlihat mata. Tapi wahai, syetan semakin menyukainya. Mereka berbaris di antara dua handphone itu. Maka dimanapun mereka berada, syaitan tetaplah musuh yang nyata!

Wahai akhwat, bila kau menginginkan sms-sms itu, tengoklah inbox-mu. Bukankah disana tersusun dengan manis sms-sms dari saudarimu. Saudari-saudarimu yang dengan begitu banyak aktivitas, amanah, kelelahan, dan kesedihan yang sangat memerlukan perhatianmu. Juga begitu banyak teman-temanmu yang belum mengenal Islam menunggu kau bawakan sms-sms cahaya untuk mereka.

Ada saatnya. Ya, ada saatnya nanti handphone kita dihiasi sms-sms romantis. Sms-sms yang walaupun hurufnya berwarna hitam semua, tapi tetap bernadakan merah muda. Untuk seseorang dan dari seseorang yang sudah dihalalkan kita berbagi hidup, dan segala kata cinta di alam semesta.

Cinta yang bermuara pada penciptaNya. Cinta dalam Cinta. Bersabarlah untuk indah itu.

“Ummi, abi lagi ngisi ta’lim di kampus pelangi. Di depan abi ada beribu bidadari-bidadari berjilbab rapi, tapi tak ada yang secantik bidadariku di istana Baiti Jannati. Miss u my sweety.”

“Abi, yang teguh ya, pangeranku…rumah ini terasa gersang tanpa teduh wajahmu. Luv ya”

Ya, hanya untuk dia kita tulis the Pinkest Short Massage Services. Sms-sms paling merah muda.
 

Pagi itu, ketika saya baru bangun tidur, tangan sebelah kiri saya tidak bisa diangkat. Rasanya nyeri dan sakit ekali ketika akan digerakkan. Ibu kemudian mengantarkan saya ke dokter di daerah Cirebon. Dokter itu bilang kalau saya terkena rematik. Akhirnya dokter memberi saya obat rematik dan berpesan agar obat dihabiskan.
Setelah obat habis, tangan kanan saya juga mengalami hal yang sama. Saya kembali lagi berobat ke dokter yang sama, dan saya pun juga diberikan obat yang sama. Tapi sakit saya makin lama bukannya makin sembuh, malah semakin bertambah parah. Kedua tangan saya lama kelamaan terasa sakit sekali jika digerakkan. Akhirnya saya pindah berobat ke dokter lain di daerah Cimalaka. Ternyata menurut dokter, obat yang saya konsumsi selama ini hanya obat penahan rasa sakit. Oleh dokter, saya diminta untuk periksa di laboratorium.
Hasil lab menunjukkan bahwa saya terkena rhematoid arthritis positif. Saya tanya apa itu rhematoid arthritis. Dokter mengatakan, bahwa penyakit itu adalah penyakit rematik yang belum diketahui penyebabnya dan belum ditemukan obatnya. Sekalipun dokter memberikan semua obat rematik, tidak akan berpengaruh terhadap kesembuhan saya. Obat-obat rematik itu hanya bersifat meredakan rasa sakit sementara.
Hancur saya mendengar penjelasan dokter. Tak pernah terpikir dalam benak saya akan mengidap penyakit ini. Tapi saya tidak putus asa, yang menentukan adalah Allah.
Lama kelamaan saya benar-benar tidak bisa jalan lagi. Akhirnya tangan dan kaki saya ditekuk ke belakang agar tidak terlalu terasa sakit. Praktis, sejak tahun 1987 saya tidak dapat berjalan lagi. Jangankan berjalan, bergerak saja saya sudah tidak mampu. Mulai saat itu, saya hanya bisa terbaring sepanjang hari.
Meskipun tidak dapat berbuat apa-apa, saya ingin tetap merasa berguna. Saya ingin sekali mengamalkan ilmu yang saya dapatkan. Sampai datang seorang anak yang minta diterangkan kalau ada PR. Ya saya terangkan. Setiap hari dia datang. Lama kelamaan dia bawa teman. Kadang sekali datang bisa sampai 10 orang, mereka datang ke kamar saya yang ukurannya hanya 2x3 meter. Dari pagi sampai malam mereka datang silih berganti. Saya sering menangis kalau anak-anak sudah pulang. Sepi sekali rasanya, tidak ada teman lagi.
Selama ini, yang mengurus saya adalah ibu. Entah itu memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, memberi minum, dan berbagai macam keperluan saya, ibu lah yang sehari-hari membantu saya.
Kadang kalau ibu tengah membersihkan kotoran saya, hati saya menjadi sedih. Setiap hari saya memintaa maaf kepada ibu, karena telah begitu merepotkannya mengurus saya.

...... (baca selengkapnya di Majalah Tarbawi edisi 218 pada rubrik Dzikroyat)
Selama ini yang mengurus Een adalah ibunya. Kadang tetangga pun bergantian membantu segala keperluan Een
Di dalam catatan ini : Yenni Siswanti, Sulthan Hadi, Dewi Indriana, Dewi Indriani, Purwanti Sumayyach, Usman Alfarisi, M Lili NurAulia Full (catatan), Abdillah N Isnaini, Hubbul Walidainy, Asep Rahmat, Rahmat Nugroho
 

Sudah Membuka Lembar ke Berapa?


Sudah Membuka Lembar ke Berapa?

Seorang ulama, pernah mengibaratkan waktu kehidupan ini dengan ilustrasi sederhana, tapi sangat menyentuh. Katanya, hidup ini ibarat kita membuka lembar demi lembar sebuah buku. Dan setiap lembar buku yang kita buka, adalah ibarat satu hari yang kita lewati. Semakin banyak lembar buku yang telah kita buka, berarti semakin tipis sisa lembar buku yang kita buka. Hingga akhirnya lembar demi lembar buku itupun habis kita buka. Dan itulah ajal.

Saudaraku,
Dalam setiap lembaran itu, ada catatan dan warnanya sendiri-sendiri. Berapa lembar yang sudah kita buka? Mari periksa kembali, apa isi catatan yang ada di lembar demi lembar yang telah kita buka itu. Ada warna apa di sana? Apakah gambar dan peristiwa yang tertera di sana? Indahkah catatan dan warnanya? Lalu, berpikirlah tentang berapa banyak lagi lembaran yang tersisa bagi kita untuk kita isi? Jawabannya, pasti tidak ada yang tahu.

Ibnul Zauji rahimahullah pernah berkisah tentang keadaan manusia di zamannya, ”Aku menyaksikan banyak kebiasaan orang-orang yang isinya adalah menyia-nyiakan waktu. Padahal orang-orang shalih dahulu sangat hati-hati dengan waktu.” Fudhail bin Iyadh rahimahullah juga mengisahkan penggalan peristiwa penting yang ada di masyarakatnya ketika itu. Ia mengatakan, ”Saya kenal dengan seseorang yang bisa menghitng perkataannya dari satu Jum’at ke Jum’at berikutnya....” Masih menurut Fudhail, dahulu ada sekelompok orang yang lebih cenderung untuk diam, tidak mau aktif melakukan kebaikan. Kepada mereka Fudhail mengatakan, ”Sesungguhnya Malaikat yang menjalankan matahari tidak pernah diam menjalankan tugasnya menyinari alam semesta, apakah kalian tetap tidak ingin berdiri dan bergerak?”

Saudaraku,
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah memegang pundak Abdullah bin Umar radhiallahu anh, lalu bersabda, ‘Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara. Jika engkau hidup hingga waktu sore, janganlah menunggu pagi dan jika engkau hidup hingga waktu pagi, jangan menunggu sore. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum kamu sakit dan waktu hidupmu sebelum kamu mati”. (HR. Bukhari)

Saudaraku,
Sudah membuka lembar ke berapa? Berapa banyak catatan di lembar-lembar waktu kita yang tak ada hubungannya, dengan dunia apalagi akhirat?

 

Buah hati kita



Afdoal Al Bimani 07 Maret jam 12:59 Balas
Buah hati kita,mereka begitu mendamba perhatian dan kehadiran kita. Namun mereka tak pandai merangkai kata tuk mengungkap cinta. Mereka juga tidak mengerti cara membisikkan rasa rindunya.

Kalau Anda seorang ayah pasti sering mendengar kalimat-kalimat berikut ini: “Ayah, aku sudah mandi”. ”Aku sudah belajar lho, Pa,”. Apa aku boleh ikut abi pergi?” Kalau bapak pulang, bawakan aku es krim ya?” Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimanakah respon kita saat itu? Apakah tanggapan kita seindah binar mata mereka? Apakah sikap kita semanis senyum mereka? Apakah jawaban kita sebesar harapan mereka?

Kalau kita seorang ayah, sungguh anak-anak kita itu memerlukan senyum gagah kita. Mereka juga membutuhkan belaian sayang kita. Buah cinta kita itu selalu merindu dekapan mesra kita. Yakinlah Anda bahwa tutur kata manis kita amat berarti bagi hatinya. Oleh-oleh yang kita hadiahkan begitu bermakna bagi jiwa mereka. Ketika kita mengajak mereka bepergian rasa bangga memenuhi ruang-ruang kalbunya.

Bagi anak-anak, kita para ayah adalah pahlawan. Menurut mereka kita adalah sosok gagah yang menentramkan hati mereka. Buah hati kita itu amat bangga terhadap keperkasaan kita. Mereka begitu mendamba perhatian dan kehadiran kita. Namun mereka tak pandai merangkai kata tuk mengungkap cinta. Mereka juga tidak mengerti cara membisikkan rasa rindunya. Mereka mencintai kita para ayah dengan bahasa yang sering tak mampu kita mengerti.

Mereka menyayangi kita dengan gaya yang sering tak bisa kita pahami. Karena itu kita sering tak menyadari bahwa ada makhluk-makhluk kecil yang begitu mencintai dan membutuhkan kita.

Apakah ini yang pernah dan masih kita lakukan :
1. Saat mereka mendekat, kita sering merasa terusik.
2. Ketika mereka mengajak bicara, kita sering merasa terganggu.
3. Waktu mereka bertanya, sering hati kita merasa tak nyaman.
4. Tangisan mereka seperti suara petir bagi telinga kita.
5. Teriakan mereka bagai badai yang menerjang jiwa kita.

Padahal seperti itulah cara anak-anak mencintai kita. Begitulah cara mereka menyayangi kita. Dengan cara seperti itulah mereka ingin menyampaikan bahwa mereka amat membutuhkan kita. Hanya cara seperti itulah yang mereka mengerti untuk menyentuh cinta kita.

Boleh jadi kita belum mampu menjadi ayah yang indah untuk anak-anak kita. Saat mereka menangis kita malah membentaknya.
Ketika mereka bertanya kita tidak menggubrisnya.
Waktu mereka belajar, kita tidak ada di sisi mereka. Mereka sakit tanpa ada kita di sisinya. Mereka sedih tanpa ada yang menghiburnya. Mereka jarang kita belai. Mereka jarang kita cium. Kadang pekerjaan kita membuat kita tak menyadari bahwa ada yang menanti-nanti kedatangan kita hingga tertidur di depan pintu

Sudah tiba saatnya bagi kita para ayah untuk mengerti bahasa cinta anak-anak kita. Kita harus memahami gaya mereka dalam mencintai kita.
Dengan demikian kita bisa menjadi seperti yang mereka pinta. Kita mesti berupaya menjadi seperti yang mereka harapkan. Kita harus menjadi pendengar yang menyenangkan saat mereka berbicara. Ketika mereka mendekati kita sehasta, kita mendekati mereka sedepa. Sewaktu mereka menangis, kita akan mendekapnya dengan penuh cinta. Kita juga tak akan pernah lelah tuk berbisik mesra, ”Nak, ayah mencintaimu,”.

Dikutip dari : Ust. Hamy Wahyunianto
 

Adab Berbicara, Mendengar, dan Berdebat dalam Islam


Adab Berbicara, Mendengar, dan Berdebat dalam Islam

ADAB BERBICARA

1. Semua pembicaraan harus kebaikan, (QS 4/114, dan QS 23/3), dalam hadits nabi SAW disebutkan:

“Barangsiapa yang beriman pada ALLAH dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam.” (HR Bukhari Muslim)


2. Berbicara harus jelas dan benar, sebagaimana dalam hadits Aisyah ra:

“Bahwasanya perkataan rasuluLLAH SAW itu selalu jelas sehingga bias difahami oleh semua yang mendengar.” (HR Abu Daud)

3. Seimbang dan menjauhi bertele-tele, berdasarkan sabda nabi SAW:

“Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku nanti di hari Kiamat ialah orang yang banyak omong dan berlagak dalam berbicara.” Maka dikatakan: Wahai rasuluLLAH kami telah mengetahui arti ats-tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa makna al-mutafayhiqun? Maka jawab nabi SAW: “Orang2 yang sombong.” (HR Tirmidzi dan dihasankannya)

4. Menghindari banyak berbicara, karena kuatir membosankan yang mendengar, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Wa’il:

Adalah Ibnu Mas’ud ra senantiasa mengajari kami setiap hari Kamis, maka berkata seorang lelaki: Wahai abu AbduRRAHMAN (gelar Ibnu Mas’ud)! Seandainya anda mau mengajari kami setiap hari? Maka jawab Ibnu Mas’ud : Sesungguhnya tidak ada yang menghalangiku memenuhi keinginanmu, hanya aku kuatir membosankan kalian, karena akupun pernah meminta yang demikian pada nabi SAW dan beliau menjawab kuatir membosankan kami (HR Muttafaq ‘alaih)

5. Mengulangi kata-kata yang penting jika dibutuhkan, dari Anas ra bahwa adalah nabi SAW jika berbicara maka beliau SAW mengulanginya 3 kali sehingga semua yang mendengarkannya menjadi faham, dan apabila beliau SAW mendatangi rumah seseorang maka beliau SAW pun mengucapkan salam 3 kali. (HR Bukhari)

6. Menghindari mengucapkan yang bathil, berdasarkan hadits nabi SAW:

“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang diridhai ALLAH SWT yang ia tidak mengira yang akan mendapatkan demikian sehingga dicatat oleh ALLAH SWT keridhoan-NYA bagi orang tersebut sampai nanti hari Kiamat. Dan seorang lelaki mengucapkan satu kata yang dimurkai ALLAH SWT yang tidak dikiranya akan demikian, maka ALLAH SWT mencatatnya yang demikian itu sampai hari Kiamat.” (HR Tirmidzi dan ia berkata hadits hasan shahih; juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah)

7. Menjauhi perdebatan sengit, berdasarkan hadits nabi SAW:

“Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapatkan hidayah untuk mereka, melainkan karena terlalu banyak berdebat.” (HR Ahmad dan Tirmidzi)

Dan dalam hadits lain disebutkan sabda nabi SAW:

“Aku jamin rumah didasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah ditengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya.” (HR Abu Daud)

8. Menjauhi kata-kata keji, mencela, melaknat, berdasarkan hadits nabi SAW:

“Bukanlah seorang mu’min jika suka mencela, mela’nat dan berkata-kata keji.” (HR Tirmidzi dengan sanad shahih)

9. Menghindari banyak canda, berdasarkan hadits nabi SAW:

“Sesungguhnya seburuk-buruk orang disisi ALLAH SWT di hari Kiamat kelak ialah orang yang suka membuat manusia tertawa.” (HR Bukhari)

10. Menghindari menceritakan aib orang dan saling memanggil dengan gelar yang buruk, berdasarkan QS 49/11, juga dalam hadits nabi SAW:

“Jika seorang menceritakan suatu hal padamu lalu ia pergi, maka ceritanya itu menjadi amanah bagimu untuk menjaganya.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi dan ia menghasankannya)

11. Menghindari dusta, berdasarkan hadits nabi SAW:

“Tanda-tanda munafik itu ada 3, jika ia bicara berdusta, jika ia berjanji mengingkari dan jika diberi amanah ia khianat.” (HR Bukhari)

12. Menghindari ghibah dan mengadu domba, berdasarkan hadits nabi SAW:

“Janganlah kalian saling mendengki, dan janganlah kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling berkata-kata keji, dan janganlah kalian saling menghindari, dan janganlah kalian saling meng-ghibbah satu dengan yang lain, dan jadilah hamba-hamba ALLAH yang bersaudara.” (HR Muttafaq ‘alaih)

13. Berhati-hati dan adil dalam memuji, berdasarkan hadits nabi SAW dari AbduRRAHMAN bin abi Bakrah dari bapaknya berkata:

Ada seorang yang memuji orang lain di depan orang tersebut, maka kata nabi SAW: “Celaka kamu, kamu telah mencelakakan saudaramu! Kamu telah mencelakakan saudaramu!” (2 kali), lalu kata beliau SAW: “Jika ada seseorang ingin memuji orang lain di depannya maka katakanlah: Cukuplah si fulan, semoga ALLAH mencukupkannya, kami tidak mensucikan seorangpun disisi ALLAH, lalu barulah katakan sesuai kenyataannya.” (HR Muttafaq ‘alaih dan ini adalah lafzh Muslim)

Dan dari Mujahid dari Abu Ma’mar berkata: Berdiri seseorang memuji seorang pejabat di depan Miqdad bin Aswad secara berlebih-lebihan, maka Miqdad mengambil pasir dan menaburkannya di wajah orang itu, lalu berkata: Nabi SAW memerintahkan kami untuk menaburkan pasir di wajah orang yang gemar memuji. (HR Muslim)

ADAB MENDENGAR

1. Diam dan memperhatikan (QS 50/37)

2. Tidak memotong/memutus pembicaraan

3. Menghadapkan wajah pada pembicara dan tidak memalingkan wajah darinya sepanjang sesuai dengan syariat (bukan berbicara dengan lawan jenis)

4. Tidak menyela pembicaraan saudaranya walaupun ia sudah tahu, sepanjang bukan perkataan dosa.

5. Tidak merasa dalam hatinya bahwa ia lebih tahu dari yang berbicara

ADAB MENOLAK / TIDAK SETUJU

1. Ikhlas dan menghindari sifat senang menjadi pusat perhatian

2. Menjauhi ingin tersohor dan terkenal

3. Penolakan harus tetap menghormati dan lembut serta tidak meninggikan suara

4. Penolakan harus penuh dengan dalil dan taujih

5. Menghindari terjadinya perdebatan sengit

6. Hendaknya dimulai dengan menyampaikan sisi benarnya lebih dulu sebelum mengomentari yang salah

7. Penolakan tidak bertentangan dengan syariat

8. Hal yang dibicarakan hendaknya merupakan hal yang penting dan dapat dilaksanakan dan bukan sesuatu yang belum terjadi

9. Ketika menolak hendaknya dengan memperhatikan tingkat ilmu lawan bicara, tidak berbicara di luar kemampuan lawan bicara yang dikuatirkan menjadi fitnah bagi diri dan agamanya

10. Saat menolak hendaknya menjaga hati dalam keadaan bersih, dan menghindari kebencian serta penyakit hati.

Wamaa taufiiqi illaa biLLAAH, ‘alaihi tawakkaltu wa ilaihi uniib

 

TAFAKUR menjadi ULIL ALBAB


TAFAKUR menjadi ULIL ALBAB
Pada suatu hari, Bilal r.a mendapati Rasulullah sedang menangis tersedu-sedu diakhir malam. Tangisannya begitu meledak, begitu menghawatirkan seseorang yang mendengarnya, begitu membuat hati ini terkejut dan membuat penasaran ada apa gerangan terjadi. Adalah sama seperti yang dialami oleh Bilal bin Rabah, sahabat yang menjadi mulia setelah datang cahaya Islam. Bilal sungguh mencintai beliau dengan segenap perasaan, sepenuh cinta itu tidak mungkin tega melihat kekasihnya berada dalm keadaan kondisi seperti itu.
Kemudian memberanikan diri lalu bertanya dengan suara yang lembut,”Wahai Rasululloh, gerangan apakah yang membuat engkau menangis seperti ini? kemudian Rasulullah menjawab,”Baru saja jibril datang kepadaku dengan membawa wahyu dari Allah. Ternyata wahyu itu membuat Rasulullah menangis tidak seperti sebelumnya.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi(lalu berdoa), ‘Ya Tuhan Kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab api neraka.’ (Ali Imran 3:190-191)

Begitu menghantam hati ini jika kita memahami ayat itu, begitu membuat hati bergetar…menyempit, nafas terasa sesak tidak karuan. Apalagi pemahaman Rasulullah tentu jauh melampau demensi keimanan itu yang kita terima
Kenapa Rasulullah terkesima dengan ayat itu?
Ada sebagian orang yang begitu dekat dengan agama, tekun membaca kitab-kitab gundul, mengahfal al-Qur’an dan hadist, tapi terkadang mereka lupa hakikat sebenarnya apa makna tersirat yang dimaksudkan Allah dalam semua perintah itu…
Ada pula sebagian orang yang mereka tidak sebegitu dekat seperti tipe pertama, tapi mereka memahami dengan jauh maksud Allah yang tersurat maupun tersirat yang Allah tunjukan…
Ada sebagian orang yang merasa puas dengan kondisi seprti tipe pertama, sehingga mereka mengacuhkan dan terus mencurahkan pikirannya dan terkadang mereka lupa bahawa Allah terkadang memahamkan seseorang itu melalui ayat kauniah…
Ada pula sebagian orang yang merasa puas tipe kedua sehingga mereka mengabaikan Al-Qur’an dan sunnah sehingga mereka berpikiran terlalu menghabiskan waktu untuk seperti itu…
Subhanallah….
Ya tafakkur…
Ilmu Allah adalah tidak ganjil,seimbang. Itu bisa mempertajam bidang yang lainnya, ia bisa menjadi hujjah antara ilmu satu dengan yan lainnya. Terkadang kita merasa puas dengan keadaan kita sekarang, puas dengan nikmat Allah yang telah diberikan, merasa puas dan kita sering berfikir salah terhadap sykukur itu. dan tentunya kita akan menjadi sholeh yang tidak sebatas diri sendiri, tapi juga membentuk keshalihan umat yang tentunya ilmu itu berguna bagi orang lain.
Aktivitas berpikir manusia mengarahkan perilaku dan tindakan luarnya. Apa yang dipikirkan, dirasakan, direspon dan diketahui manusia pada tingkat perasaanlah yang membentuk gambarannya terhadap kehidupan, mewarnai keyakinan dan nilai-nilai hidupnya dan mengarahkan perilaku-perilaku luarnya. Tiap sifat yang ada dalam hati akan menampakkan pengaruhnya pada anggota tubuh.
Jika kita menggabungkan semua unsur dalam bertafakur, maka terciptalah di mind kita sebuah gambaran yang menuntut suatu gerak, karena sebuah pikiran tidak sukses jika kita hanya megumpulkan tidak menyebarkan,…mejadi insane luar bisa.
Maksud inilah mungkin yang Allah inginkan pada hambanya, (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi(lalu berdoa), ‘Ya Tuhan Kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab api neraka.
Orang yang beriman itu adalah selalu berpikir dalam tiap langkah kehidupannya, tiap detik, tiap helaan nafas, tiap kedipan mata tentang semua penciptaan langit dan bumi. Ketika mereka lihat ciptaan Allah, merenung mengapa ini diciptakan?mengapa ini ada? Semuanya itu akan berakhir dengan ucapan penghancur kesombongan, pengsadar akan hakikat jiwa bahwa,” Ya Tuhan Kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab api neraka.
Mereka tersungkur tunduk pasrah,basah janggut dan jubah-jubah mereka, lidah mereka kelu, dan sungguh semakin tersadar bahwa penciptaan ini tidak sia-sia….
Saudaraku…
Jika kita mau belajar bertafakur, ada point-point yang tidak boleh dihilangkan untuk menjadi ulil albab. Begitulah Al-qur’an mengajarkan.
 Sisi pemikiran (fikri)
 Sisi perasaan (‘athifi)
 Sisi emosi (infi’ali)
 Sisi pengetahuan (idraki)

Keempat point diatas, mengantarkan dan menghasilkan sebuah pemahaman bagaimana langkah-langkah kita dalam berafakur, diantaranya:

 Tahap pertama : As-Syuhud (penyaksian)
Tafakur berawal dengan pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh melalui persepsi langsung, dengan panca indra. Juga dengan cara tidak langsung (seperti fenomena berkhayal)
Umumnya pengetahuan-pengetahuan ini tidak memiliki keterkaitan dengan segi-segi perasaan dan emosi.

 Tahap kedua : Tadzawwuq (merasakan, menikmati)
Yaitu bila manusia mencoba mengamati objek tafakurnya lebih jauh dengan memperhatikan keindahan karakternya, keapikan pen-ciptaannya, maupun kekuatan & keagungannya. Kadang hati berge-tar karenanya, tak peduli apakah itu hati orang mukmin atau kafir.
Rasa takjub akan keindahan dan keagungan ciptaan Allah maupun perasaan akan kelemahan fisik dan jiwa yang ada dalam diri manusia, adalah satu fitrah yang telah ditanamkan Allah dalam diri manusia agar ia mau memperhatikan langit dan bumi.
Tetapi kadang pula tadzawwuq itu bersifat emosional dan negatif sehingga tafakur terhadap hikmah dari pemandangan-pemandangan negatif tersebut justru membuat orang yang bertafakur ingin menjauhinya, merasa takut atau merasa jijik dengannya.
Pemandangan-pemandangan seperti itu mengajak manusia untuk bertafakur dan i’tibar (mengambil pelajaran) dengan cara yang berbeda dengan tafakur yang biasa menggunakan metode tadzawwuq yang penuh kedamaian. Dan bisa jadi pemandangan tersebut memberikan pengaruh yang jauh lebih besar dibandingkan dengan metode tadzawwuq yang penuh kedamaian.
 Tahap ketiga
Yaitu apabila dengan perasaan diatas, manusia berpindah menuju Sang Khaliq, maka ia mendapat tambahan kekhusyukan mengenal Allah beserta seluruh sifat-Nya yang agung.
Pada umumnya, orang mukmin yang telah sampai kepada tahapan kedua, pasti akan bergerak – dengan segala perasaannya yang bergelora itu – menuju Sang Pencipta dan Pengatur Yang Mahasuci. Ia juga akan merasakan bahwa disinya hina dan kekuatannya begitu lemah di hadapan ayat-ayat kauni (alam) yang disaksikannya di langit dan di bumi.
 Tahap keempat
Yaitu dimana tafakur telah menjadi kebiasaan yang mengakar dalam dirinya. Sebelumnya, perenungan semacam ini hanya dapat ia peroleh karena adanya pengalaman-pengalaman yang berkesan dan kejadian-kejadian unik dari lingkungannya. Secara bertahap, seiring dengan makin banyaknya waktu yang ia habiskan dalam merenung, aktivitasnya ini akan makin menguat. Segala sesuatu yang dulunya tampak biasa, kini berubah menjadi sumber kekayaan baginya dalam berpikir, menghadirkan rasa khusyuk dan perenungan terhadap berbagai nikmat Allah.
Saat itu, bila pandangannya jatuh pada satu makhluk, maka makhluk itu menjadi petunjuk baginya untuk mengenal Penciptanya beserta seluruh sifat-Nya yang sempurna dan agung.




 

Agar tidak terfitnah


Assalamu’alaikum Warohmatulloh Wabarakatuh…
Segala puji bagi Allah yang senantiasa mengikatkan akan hakikat cinta, cinta yang murni, cinya yang mengandung kekuatan, cinta yang menghidupkan, cinta yang meninggikan, dan cinta yang nanti di akhirat kelak ada suatu tempat yang indah, bukan untuk para Malaikat, bukan pula untuk para Nabi, bukan pula untuk Para Ulama. Ternyata cinta itu Allah berfirman,”Untuk dua orang saling cinta mencintai karena Allah. Subhanallah!!!
Engkaulah Rasullulloh, sang pecinta sejati, Qudwah dalam hal cinta, cinta beliau sanggup menghidupkan, membuat mata kita terbasah ketika beliau diakhir hanyatnya beliau bukan memanggil anak,istrinya,sahabat-sahabatnya, tapi beliau menyebut,”Umati…Umati…!!!” semoga kita termasuk Umat yang merindukan luasnya cinta beliau kepada kita.
Saudaraku…
Ana pun bukanlah yang terbaik dari kalian, bahkan ana rasakan bahwa ana lebih buruk dari kalian. Dosa-dosa yang telah kutanam kini telah subur memberatkan punggungku ini. Dan jika saja ini bukan permohonan dari seseorang, tentunya ana malu untuk membuat surat ini. Tapi,”barangsiapa yang menolong orang dari kesusahan, pasti Akan ditolong oleh Allah di akhirat!!”
Saudaraku…
Umar r.a pernah berkata kepada Rasullullah,”Ya Rasul, sungguh saya mencintai engkau sebagaimana saya mencintai diri saya sendiri!!”. Rasululloh tersenyum lalu beliau berkata,”Engkau harus mencintai saya melebihi engkau mencintai diri sendiri”. Umar diam dan menunduk dan selang beberapa detik Umar berjata dengan lantang dan tersenyum,”Ya saya mencintai engkau melebihi cinta saya kepada diri sendiri!!!”. Subhanallah…
Cinta adalah sesuatu yang tidak perlu diucapkan dan dituliskan, karena cintalah yang menerangkan cinta. Fenomena sekarangpun terjadi, banyak orang mengkaji cinta dalam hal bahasa, tapi sungguhnya sedikit sekali orang yang memahami cinta secara hakikat. Indah sekali ungkapan Ust Anis Mata mengatakan,”cinta adalah pekerjaan, bukan perasaan yang kita pahami saat ni!”. Beliau pun mengutip dari hadist,”bagaimana mungkin cinta biasa berubah dalam sekejap kalau cinta itu perasaan???, maka dari itu saya menyimpulkan bahwa cinta adalah pekerjaan.
Saudaraku…
Terkadang pemahaman cinta seseorang menuntut apa yang dikerjakaanya adalah sesuai dengan pehaman itu.
Jika cinta adalah permainan, maka ia akan menyakiti hati wanita, mempermainkan cinta, mengotorinya, dan bahkan menjadikan ia layaknya barang, sudah using dibuang tanpa ditangisi…
Kika cinta adalah nafsu, maka tuntutannya adalah ia melampiaskan nafsu, memenuhi hajatnya,bahkan membuat obyeknya menjadi hina seperti pemahaman cinta menurut orang-orang yunani,Persia, Pnompei,dll.
Jika cinta adalah Pelarian, maka cinta itu terasa indah tapi menyakitkan. Hinggap disana dengan tujuan supaya “rasa yang dulu hilang”. Setelah itu mereka lari menjauh. Sungguh ini lebih menyakitkan…
Namun jika cinta adalah anugerah, visi dan misi…tuntutannya adalah mencintai, tidak menuntut apakah mereka mencintai kita, berusaha mengmbalikan fitrah suci “cinta”, membersihkan noda-noda yang tersemat disini, mengagungkan cinta, meninggikan kalimat cinta dan berusaha untuk tidak pernah sedikitpun melepaskannya…!
Saudaraku…
Cinta yang kita punya bukannya cinta sembarangan,bukan pula permainan,nafsu, dan pelarian . tapi jauh melampau itu semua “anugerah”
Apakah cinta yang kita miliki seperti halnya media massa gemborkan?apakah cinta yang miliki kita menuntut symbol-simbol yang itu hanya dibolehkan bagi dua orang yang telah mengikrarkan cinta ini dihadapan Allah?
Ketika mereka berpacaran kita tidak…ketika mereka senang berduan kita didampingi yang lain..ketika mereka berkomunikasi tengah malam khusyu kita becinta dengan Allah lewat Tahajud dan Tilawah kita..ketika mereka apabila rindu lalu bertemu, kita berdzikir dan melakukan agenda untuk umat…
Jika kita ditanya setelah penjelasan itu,”Apakah kita sama dengan mereka? Kita berharap tidak sama!!!.
Bergetar hebat hati ini jika kita pahami ayat dalam Ali-Imron,”katakanlah:jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihi da mengampuni dosa-dosamu.Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang(QS.ali Imron 31).
Jadi seolah-olah Allah mengatakan Jika kamu cinta Aku,bukan cinta apapun yang tersematkan dalam orang awam tapi cinta yang terpahami oleh orang-orang sholeh, murni cinta dengan semurnu-murninya, sejernih-jernihnya maka sejatinya adalah mengikuti rasululloh SAW. Beliau mengajarkan bagaimana cinta seharusnya terjadi, bagaimana cinta seharusnya bisa membahagiakan, bagaimana seharusnya cinta itu bekerja. Ketika kita bermujahadah dalam memahami cinta dari sang guru Rasullullah, kebarokahan mengalir deras, salju-salju kenikmatan turus menetes kedalam hati ini, dan kenikmatan ini nyata adanya dan akan tetap terkenang sehingga kita bertobat kemudian Allah mengampuni dosa-dosa kita.
Saudaraku…
Jika kita butuh cinta untuk menggenapkan dien ini, carilah cinta yang disana kumpulan pecinta-pecinta sejati.Carilah cinta yang disana ada Allah dan RasulNya, walaupun semua orang menjauhi…
Carilah cinta dengan baik dan bijaksana..carilah cinta yang kita tidak berniat untuk mengotorinya..carilah cinta yang sebenarnya kita mencintai dia karena Allah…carilah cinta seseorang yang Allah RasulNya pun mencintai orang itu. Jauh sekali dengan ukuran dunia,ketampanan,harta,kedudukan…

Tapi terkadang saudaraku…
Syetan terkutuk selalu saja menggoda, bahkan syetannya jundi dakwah adalah lebih senior dan pengggodaanya lebih halus sekali. Selalu meng-kamuflasekan- hembusan syetan dengan atas nama Dakwah, sehingga seolah-olah kita yakin itu adalh da’wah ternyata…
Dalam Al-Qur’an banyak kata-kata syetan itu sendiri yang sebenarnya mereka telah memberikan warning bagi kia untuk tidak tergoda, coba lihat dalam surah Al-A’rof ayat 11 – 17. Di ayat 16 ada kata,”Laaqudanna” dan di ayat 17,”Laaatiyannahum”. Laa disana adalh taukid, sungguh-sungguh dan benar-benar. ,”Laaqudanna” berarti saya benar-benar akan (menghalang-halangi).. kata ,”Laaatiyannahum” berarti benar-benar pula akan mendatangi mereka…
Saudaraku…
Sering terjebak, dan sering pula kita lupa akan kenyataan yang ada. Ajakan-ajakan kebenaran ditinggikan, kita menyeru kembali Ke Al-qur’an Hadist, tapi…kiat pun terkadang menjauhinya. Padahal disana ada kehidupan, ada kebahagiaan,ada senyuman yang menawan. maka dari itu Terciptalah Sahabat sejati yang terkadang pula kita tersadarkan oleh mereka…
Anapun memnyesalkan pemahaman mereka terhadap sahabat sejati itu. Bukan sahabat jika kita salah mendiamkan,bukan sahabat ketika ada keinginan yang jelek tidak mencegahnya, buka pula sahabat ketika kita sedih menjauhi, dan bukan pula sahabat ketika kita kaya mendekati…
Keagungan makna sahabat itu tercermin pada masa Rasulullah, masa sahabat, masa tabiin…apakah kita tidak mendengar Umar selalu meminta izin untuk membunuh seseorang kepada Rasullah, tetapi (sahabat Umar)Abu bakar tidak mendiamkannya bahkan beliau selalu mencegah umar supaya tidak membunuh???Apakah kita tidak mendengar juga orang-orang salaf selalu memberi nasehat karena jiwa mereka biasa melakukan kesalahan…

Saudaraku…
Ingin kiranya kita mempunyai teman-teman yang selalu mengarahkan kita kedalam hal kebaikan…
Ingin kiranya kita mempunyai teman yang bisa membawa kita ke syurgaNya…
Ingin kiranya nasehat yang kita berikan atapun terima menjadi penyejuk jiwa bukan menghina kita.

Agama adalah nasihat…!
Berilah peringatan, sungguh peringatan itu berguna bagi orang mu’min….
Selayaknya menjadi sahabat sejati…
ITU SEMUA MEMBUTUHKAN KESUNGGUHAN DAN TEKAD BAJA SUPAYA….
UMAT INI TIDAK AKAN TERFITNAH DENGAN KITA…
BAGAIMANA MUNGKIN KITA MENDAKWAHKAN ISLAM SEDANGKAN KITA…
YA RABB. Maafkanlah aku….kita dan kaum muslimin semuanya !!!
Katakanlah:”jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiaanya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan RasulNya dan (dari)berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan allah tiadk member petunjuk kepada orang-orang fasik (At-taubah :24)

(Ketika waktu Dluha…sang pemburu syurga menulis ungkapannya)

 

Extra Ordinary


Assalamu’alikum wr.wb
Segala puji bagi Allah, karenaNya kita masih mempunyai energy keimanan ini
karenaNya,aura kesholehan sahabat-sahabat, temen-teman masih dapat kita rasakanmeskipun sedikit demi sedikit buyar…
karenaNya, masih diberikan nafas-nafas ruhani yag menghantarkan jantung kita menjadi lapang, tidak sesak oleh ambisi kita…
karenaNya, kenikmatan berjama’ah itu kita bisa rasakan, syukur kita mengalahkan segalannya…
karenaNya, kita menjadi orang-orang asing, orang-orang aneh, extra ordinary,,,karena dalam lingkungan itu kita bias menemukan cahaya diatas cahaya,,,
dan karenaNya pula, saya bias menulis tulisan ini untuk seseorang yang begitu dikagumi banyak orang. Mudah-mudahan Allah selalu menutupi aib-aibnya dan merahmatiNya…
Rasulullah,,,,sholawat dan salam tercurahkan tetap tercurahkan kepadamu, begitu suri tauladanmu membuat diri membatasi dari orang-orang yang tidak mengikuti sunahmu.

Saudaraku….
Banyak orang yang tidak mau berubah, tidak mau menjadi lebih baik, stagnan, terserah gue, dan yang paling jahil adalah mereka mengaungkan semboyan,”Be self : jadilah diri sendiri”. Jangn turuti orang lain. Merekalah yang hidupnya hanya utuk dirinya sendiri. Tidak ada tempat bagi orang lain untuk diam dan mendekati orang yang diharapkan ada manfaatnya. Itulah mereka yang sayyid qutub katakan sebagai orang kerdil, orang kecil, dan orang lemah. Jangan tanyakn arti hidup, karena kalimat itu sangat asing bagi mereka. “Perut dan kemaluan” itulah hidup mereka. Walaupun tameng dan selimutnya kegiatan social, masalah umat dsb jika ada oppurtunis(keuntungan bagi dirinya), mereka akan melakukanya. Karena yang pikirkan hanyalah dua hal tadi.
Saudaraku…
Islam adalah Rahmatan lil ‘alamin, segalanya sudah tersedia, betapa syari’at-syariatnya begitu menawan hati, begitu masih misteri, bahakan orang-orang barat mulai meneliti islam, mereka dibuat penasaran tentang apa yang termaktub dalam Al-Qur’an dan hadist…bukti-bukti kebenaran mulai terkuak. Jika saja orang-orang non Islam begitu semangat untuk mempelajari,,,kenapa kita umat Islam tidak bangga dengan kebahagiaan ini…kenapa kita tidak jaga kenikmatan ini..kenapa tidak kita lebih giat untuk menguak misteri al-islam ini…
Saudaraku…
Perubahan adalah segalanya,,,tanpa perubahan, lalu apa bedanya kita dengan hewan yang tidak mempunyai otak utuk berpikir???
Dan tentunya perubahan positif, kearah yang benar dan jalan lurus…
Dan inilah yang mendorong saya untuk mengklaim , menjusttifikasi dan ingin menyebarkan apa uang menjadi prinsip-prinsip perubah yang totalitas yang diwariskan oleh Rasulullah, sahabat-sahabat, salafu shaleh dan ulama-ulama yang benar…EXTRA ORDINARY. Ungkapan yang kedengarannya aneh,,,dan memang dari ungkapan saja terasa aneh apalagi jika kita masuk kedalamnya.

Bismilah, inilah singkat berdasar pada apa yang ada di hati ini…
Keterasingan…
Sebuah kata yang ketika anda mendengarnya pun, image yang terkuak dari kata itu meluncur deras. Dijauhi orang, dibenci orang, tidak wajar, beda sama orang lain, aneh, bahkan bias dikatakan gila atau stress, dan pelbagai celaan negative merayap kata yang kokoh itu. Sebenarnya, jika kita mempunyai cahaya penglihatan yang bersumber dari hati akan terkuaklah sebuah fenomena yang benar-benar terbalik, image itu tetap ada yang kemudian dengan sendirinya akan tersaring dengan sebenar-benarnya saringan dengan sangat menawan andai jika kita bisa melihatnya.
Keterasingan…
Adalah kata yang akan melemahkan, berfikir negative, takut dikucilkan, takut menderita, takut celaan orang-orang yang suka mencela, takut tawaan orang-orang yang suka menertawakan diperuntukan bagi mereka yang tidak mempunyai iman dan taqwa. Kepada mereka saya katakan,”Silahkan anda menjauhi kami, mungkin anda tidak butuh kebaikan, karena mungkin anda banyak kebaikan,yang dirasa akan menyelematkan anda dari siksa api neraka!!!”
Keterasingan…
Adalah kata yang menguatkan, memberi nafas kehidupan, menyegarkan, membuka tirai cahaya hati, memberi semangat, membuat tubuh terhuyung menjadi tegap, membuat mata kantuk ini segar, membuat hati ini terhapus dosanya, membuat tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya membawa kemaslahatan ini diperuntukan bagi mereka yang Beriman dan Bertaqwa. Dan tentunya keimanannya adalah sebenar-benar iman. Bukan hanya lisan, bukan hanya teori, bukan hanya pengalaman. Kepada mereka saya katakan,” Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan kuatkan kesabaranmu. Dan tetap berpegang teguhlah dan bertaqwalah, niscaya kamu beruntung!!!”

Ekstra ordinary…
Ekstra bisa diartikan lebih,terlalu. Sedangkan ordinary bisa diartikan aneh, over, tidak wajar, dll. Jadi secara istilah ekstra ordinary adalah orang-orang yang luar biasa, tidak lazim, diluar kebiasaan, orang aneh.
EO tidak terlepas dari dua jenis:
1. Diluar kebiasaan. Gila,stress, tidak tahu malu termasuk katagori ini. Dan ini EO yang negative harus dijauhi.
2. Luar biasa. Prestasi yang diatas rata-rata, berhasil mencapai puncak, outstanding performent. EO positif yang harus didekati.
Adalah tidak berlebihan hanya dua katagori. Karena jika dibahas maka semuany akan mengerucut kedalah dua hal itu.
Lihatlah…
Nuh a.s yang berdakwah tidak kenal lelah, siang malam, bertaqwa dan berilmu ternyata orang-orang menjauhinya dengan tidak lazim(menyakitkan) lari dengan menyumbat telinga-telinga mereka! Sempat beliau pesimis, tapi Allah meneguhkannya sehingga optimis kembeli berkibar…EO kah Beliau???
Ibrahim a.s dianggap aneh karena semua orang diwaktu itu menyembah berhala patung, lata, uzza, manna, dan salwa sedangkan Ibrahim a.s lebih senang menyendiri dan lebih condong mencari Tuhan yang didapat dari malam, bulan, sampai matahari…dan akhirnya menemukanNya,EO kah beliau???
Lihatlah Ismail a.s sebelum Allah memberikan karunia yang melimpah, ayahnya Ibrahim bermimpi menyembelih anaknya Ismail. “ Ayah, jika itu datang dari Allah, turuti perintahnya, sungguh aku termasuk orang yang sabar.” EO kah Ibrahim dan Ismail???
Rasulullah SAW yang ketika akan wafat. Sejatinya beliau mengumpulkan keluarganya untuk berwasiat tentang harta, istri dan anak-anaknya, tapi..”Ummati..ummati…bagaimana umatku kelak??? EO kah beliau???
Umar bin Khattab selama kekhalifahan beliau setiap malam meronda…lalu ketika mengambil makanan di baitul mal untuk orang yang didapatinya kelaparan sampai hanya menggoreng dan menanak batu dengan dipanggul keatas bahunya yang sekarang mulai rapuh dengan jarak yang sangat jauh. “Maukah engkau menanggung dosa-dosaku kelak di akhri nanti???” tegas Umar ketika pembantunya menawrkan bantuan. Eo kan beliau???
Ulama-ulama salaf bergembira ketika malam datang, karena mulai meninggalkan dunia dan bercengkrama dengan Allah. Bahkan ada salah seorang di tempat shalatnya ada sundutan api. Ketika kantuk mulai merayap mata mereka, langsung disundutkan ke tangannya dan berkata,” apakah api neraka itu tidak membuat engkau melek dan terjaga???”
Dan sampai….

Saudaraku….
Orang yang bermental miskin tidak akan bermental kaya, orang yang bermental kaya tidak akan bermental miskin, dan FASILITAS TERBAIK DIBERIKAN TIDAK DIBERIKAN KEPADA ORANG BERMENTAL EKONOMI!!!
Bagaimana keutamaan-keutamaan dalam Al-Qur’an dan hadist itu dilupakan begitu saja oleh EO?
Contoh: kita tahu berjama’ah, di mesjid, dan shaf yang paling depan adalah pahalanya berlipat ganda. Adakah mereka memburu itu?bukankah mereka malah sholat dirumah, munfarid, bahkan ketika dimesjid shafnya ingin dibelakang atau pojok saja??? Apakah mereka lupa atau mereka bermental pahala sedikit???
Saudaraku…
Mungkin penjelasan tentang EO yang sedikit itu bisa menambah image dan hakikat kita tentang itu. Dan pemahaman itu akan bertambah sesuai dengan kurun waktu, kerja keras, mengimplementasikan Al-Qur’an, dan pengalaman-pengalaman yang syarat dengan makna.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang berhasil saya rumuskan. Ingatlah ini diperuntukkan jika mereka mau…!
Adapun indicatornya supaya lebih cepat didingat : CARE
• Commitment
Komitmen/istiqomah adalah bermula segalanya. Jika kita lihat islam, maka jelaslah yang akan dibanggkannya adalah komitmen. Ia akan muncul ketika prinsip Al-Qur’an dan hadist selalu dipegang teguh dan berupaya dilaksanakan. Tidak ada sesuatu yang mustahil,,,jika kita percaya Allah.
• Achievment past oriented
Allah melihat proses bukan hasilnya. Dimana saja berada, waktu kapanpun orang-orang ini selalu menikamati episode-episode kehidupannya. Tuntutannya adalah jangan menuntut hasil apa yang dikerjakan tapi apa yang telah saya berikan untuk pekerjaan ini. Ia menikmati betul perjalanannya. Intinya,,,bekerja,,,lakukanlah,,jangan banyak bicara.!!!
• Responbility
Sebuah kemampuan bertanggung jawab dalam segala hal. Dan ini adalah syarat mutlak bagi seorang pemimpin. Kemampuan untuk merespon berbagai tindakan, berbagai pandangan. Dan respon itu akan positif jika kita tidak segera cepat bertindak, mengklaim, tanpa kita mendengar dan memahami itu semuannya.
• Enthutiastic
Timbul energy, vitalitas, semangat itu akan mempengaruhi aura kita. Inner beauty(kecantika tersembunyi) akan mengalahkan kecantikan luar, akan kekal. Pernahkah kita melihat seseorang (walaupun baru kita lihat) ada kenyamanan, ketenangan, dam kedamaian dekat dengannya??? Selalu memberikan kita semangat baru…
Karena sesungguhnya mereka itu mengirimkan sinyal-sinyal positf dan kita menerimannya.

Saudaraku…
Alhamdulillah, akhirnya terselesaikan juga. Afwan bila ada kesalahan-kesalahan. Jika itu kebaikan, datangnya dari Allah, dan jika itu kejelekan, datangnya dari hamba dhoif dan fakir ini.
Semoga bermanfaat, dan semoga EO-EO bertebaran membawa warna yang sangat agung dalam hidup ini, bahkan saya harap warna agung-agung itu akan diperebutkan, akan diharapkan…

Assalamu’alaikum Wr Wb

 

Sebenarnya


Assalamu’alaikum…
Allahlah yang menciptakan suatu roda kehidupan, menciptakan tuntutan untuk hidup sehingga kita bisa bertahan hidup hanya sebagai catur. Kehendak Allahlah semua apapun yang terjadi pada diri kita, seperti Allah menciptakan akal supaya kita bisa berpikir dengan matang dan jelas.
Inilah seorang hamba yang betapa dosa-dosa menutupi nuraninya,hamba yang tidak cukup berani mengatakan lantang ungkapan ini didepan kalian..,karena hamba yang fakir ini tahu, melalui sebuah tulisan mungkin akan sedikit menerima dan memberi kekuatan, karena ungkapan ini tidak bentrok dengan kondisi seseorang dikala itu….
Saudaraku…
Betapa Islam ini mengatur kehidupan kita, membimbing kita, mengarahkan kita agar kita kembali kepada-Nya, karena Allah Maha mengetahui bahwa kehidupan dunia ini menghancurkan akhirat, melupakannya, mencoba untuk menghapusnya dengan gemerlap dunia yang berlaku untuk orang kafir dan munafik.
Jalan yang kita tempuh saat ini adalah bisnis syari’ah, bisnis yang tujuan yang paling hakiki adalah turut membantu para jundi dakwah selama ini, namun penempuhan yang kita coba untuk memulai adalah disisi ini, bidang yang menurut kita bidang yang asa penyadaran umat ini akan cepat tersadar dan akhirnya mereka kembali kepada Allah…
Jika kita berprinsip seperti itu, maka tuntutannya adalah kita harus memahami seperti apa bingkai’bisnis syariat itu’???bagaimana esensinya??bagaimana aplikasinya??dll… Mungkin kita akan malu dihadapanNya saat kita memakai ‘simbol’ ini ternyata esensinya jauh dari hakikatnya, malah kita mencoba memeranginya, mencoba menggantikannya dengan teori-teori yang diciptakan barat, dan pelbagai argument yang menyebabkan kita tidak tersadar bahwa kita penikmat teori-teori itu…
Semua tuntutan, bahaya, dan argument, telah kita lihat di masa Rasulullah, sahabat, dan ulama salaf tentang bagaimana kita belajar dari sana.
Ketika Khalid bin walid menjadi panglima perang, umat Islam tidak pernah terkalahkan, sampai bukan hanya bangsa Arab saja, seluruh dunia kaget ternyata Islam kuat dan tidak ada yang menandinginnya…kegembiraan selalu terpancar diwajah umat muslim, bahkan ketika mau beperang mereka sudah memastikan bahwa mereka akan menang.Tapi Bashirah Umar bin khattab yang waktu itu sebagai khalifah sangat tajam, lalu beliau memerintahkan Abu Ubaidilah untuk menggantikan Khalid sebagai panglima perang.
Kalian tahu ketika amanah itu datang, Abu ubaidah merasa tidak enak jika ketika pertempuran yang sedang bergejolak membuat sakit hati Khalid bin walid. Abu ubaidah kemudian berfikir bahwa nanti saja setelah perang berakhir baru beliau katakan amanah itu…
Mungkin Abu ubaidah saat itu tidak memahami kenapa Umar memerintahkan untuk mencopot jabatan Khalid bin walid, padahal prestasinya membuat sejarah dan tidak pernah terlupakan. Tentunya kejahilan masa lalu, tidak membuat Umar menghilangkan itu..betapa kita ingat sewaktu perang yarmuk, kekuatan musuh berlipat-lipat ganda dibandingkan dengan kekuatan islam saat itu. tapi sejarah membuktikan islam menang telak, betapa Khalid bin walid semenjak masuk islam hampir tidak melakukan kesalahan-kesalahan….tapi kenapa Umar bersikap seperti itu???
Setelah perang usai, kemuadian Khalid didatangi abu ubaidilah seraya mengatakan dengan sedikit menunduk,” wahai syaifullah, sesungguhnya aku diperintahkan Umar bin Khattab untuk menggantikan engkau sebagai panglima perang”!. Ketika itu Khalid yang sedang bergembira, berkata marah(yang mungkin kita langsung persepsi salah Khalid apa??…Tapi saudaraku, khalid tidak seperti itu, lalu beliau melanjutkan,”kenapa engaku mengatakan seperti ini sekarang, padahal Umar telah memerintahkan untuk mencopot jabatanku sewaktu perang berkecamuk???.” Aku tidak ingin menyakitimu wahai saudaraku tercinta,ketakutan akan engkau sakit hati membuatku berfikir berulang mencari saat yang tepat untuk berkata.
Setelah itu, sang Khalid bin walid berkata dengan lantang,” aku bertempur,berperang bukan karena Umar, tapi karena Allah!!!” subhanallah, beliau rela dicopot jabatannya. Dengan meninggalkan pertanyaan-pertanyaan. Setelah tabayun ke Umar, Umar berkata,” ketidakkalahan umat islam selama engkau pimpin telah menimbulkan fitnah besar. Aku khawatir engkau dituhankan, dipuji-dipuji, diagung-agungkan…aku khawatir umat islam jika engkau tetap seperti ini, fitnah itu bakal terjadi, aku khawatir engkau dilaknat Allah…jika aku copot jabatan engkau, umat Islam kan tersadar , siapa engkau, engkaupun bisa kalah dan umat nanti tersadar….” lembut umar.
Saudaraku…
Kita belajar bagaimana memahami proses kedudukan, jabatan, tidak berbeda walaupun sekelompok kedudukan kecil seperti smartzone ini. Umar saja begitu mengambil keputusan yang sangat cermat untuk menggantikan posisis Khalid karena khawatir, walaupun dalam segi moralitas masyarakat mungkin beranggapan ”tidak tahu terima kasih,dll”…tapi keputusan umar menyelamatkan Islam waktu itu. jika dalam akhlak yang bagus saja ada kekhwatiran, lalu bagaimanakah pendapat anda jika ada seseorang yang moralnya bermasalah tanpa kita tahu pembenaran pernyataan itu???
Kitapun teringat ketika Rasulullah menetapkan bahwa hukum mencuri itu dipotong tangannya, kemudian ada yang bertanya,”bagaimana jika ‘Aisyah(anak beliau) mencuri???,”jika anaku mencuri, aku akan memotong tangannya..!!!
Saudaraku…
Terhadap ujian kita kali ini adalah bagaimana memposisikan Iwan sebagai sekretaris,,,adalah benar kita jangan mengungkit kesalahan2 masa lalu, tapi kitapun harus sedikit paham untuk mengambil pelajaran…yang saya ungkapkan disini adalah kekhawatiran…
Kitapun tahu, aktifitas iwan luar biasa padat, berpayung lembaga2, dan kegiatan2 lainnya. Adalah sebagai suatu tanggung jawab, amanah yang kita terima adalah harus dilaksanakn dengan sebaik-baiknya…jika kita tidak melaksanakan, kita bersedih dan takut bagaimana nanti dihadapan Allah kelak. Kita khawatir Iwan tidak melakukan amanah di smartzone ini karena kesibukan diluar…khawatir jika nanti kedepan akan ada suatu masa yang akan kita sesali..dan yang penting kita khawatir bagaimana sang Iwan bertanggung jawab dihadapanNya.
Sungguh indah ketika Abdullah bin Abbas ketika meminta kepada Rasulullah suatu kedudukan, beliau tersenyum, kemudian berkata,”wahai pamanku,menyelematkan jiwa adalah lebih baik daripada menghitung-hitung dinar.”!!!
Kalau boleh saya meminjam kutipan itu, saya akan berkata,”wahai akhi, menyelamatkan sebuah jiwa adalah lebih baik daripada antum ada diposisi itu. kitapun khawatir engkau malah tersiksa dengan keadaan itu, walupun engkau belum tersadar dengan itu!!!”
Saudaraku…
Menyelematkan jiwa adalah lebik baik…
Walaupun mereka orang yang berpengaruh dimasyarakat
Menyelematkan jiwa adalah lebik baik…
Walaupun tutur katanya begitu memukau, bisa melunakkan hati objek konsumen
Menyelematkan jiwa adalah lebik baik…
Walaupun kita merasa kasihan dan merasa perhatiaan
Menyelematkan jiwa adalah lebik baik…
Walaupun kita terbeli dengan kebaikan-kebaikan beliau itu kepada kita.
Dan… Menyelematkan jiwa adalah lebik baik…
Sebagai pertanggung jawaban kita semua Kelak…

Itulah keputusan saya sebagai pimpinan kalian, dan ini hanyalah sebuah harapan yang tidak pernah terjadi jika kalian tidak sependapat dengan saya…syuro adalah keputusan tertinggi. Dan inilah pikiran saya sekarang ini. Saya berlindung kepada Allah dari keputusan syahwat ataupun hawa nafsuku,,,tiak ada kaitannya dengan masalah internal kita…saya berharap kalian tidak su’udzon terhadap saya. Saya adalah orang yang paling khawatir ketika ini semua terjadi…dan saya bertanggungjawab dalam hal ini. Mungkin ada diantara kalian mengatakan,”sok paham.sok hafal, telalu berlebihan dalam menyikapi suatu masalah, ataupun apapun yang kalian sangkakan kepada saya. Jika kalian berkata terlalu mempersalahkan ini, kenapa kita tidak memberlakukan iwan sebagaimana mestinya…apakah dengan digantikan posisi iwan, beliau malah mundur dari pengurus???kenapa tidak seperti halnya khalid bin walid???…dan itu adalah sebaik-baiknya kebijaksaan…kebijaksanaan yang walaupun mungkin iwan tidak merasa bersalah, tersakiti, tapi sungguh kita sebenarnya menyelamatkan Iwan. Biarlah kita tidak memaksakan beliau harus paham waktu dekat ini. Mudah-mudahan beliau paham dan meyadarinya, entah kapan…
Jika ternyata kalian tidak sependapat dengan ini semua, berarti saya gagal…dan jika gagal tidaklah pantas direktur ini disematkan di diri saya. Itu sebuah harga yang paling pantas terucapkan bagi seorang muslim (sampai detik ini pikiran saya,) sebagaimana telah kita ketahui bagaimana sikap seorang muslim ketika saya memahami ini semua…bukan pengecut, tapi kebijaksanaan…
Saya harap ketika kalian baca surat ini, satu pemintaan untuk saya, pilihan mana yang harus kalian tempuh, pilihan pertama dan pilihan kedua kemudian setelah itu kita syuro….
Indahnya kebijaksaan, keputusan dan penyelamatan jiwa….
Afwan jiddan, inilah imam sebenarnya..ekstra ordinary
Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh….

 

Surat terbika


Assalamualikum…
Segala puji bagi Allah, sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Kenyataan yang ada saat ini adalah kita ingin mengenal lebih jauh tentang kondisi seseorang, kita maupun orang lain, bagaimana kita mengenal mereka tidak sebatas penglihatan fisik semata, tapi penglhatan Bashirah akhirnya. Namun bagaimana kita mengenal bashirah itu, jika kita tidak pernah masuk kedalah rukunnya???
Hanya orang-orang yang bijaklah yang sanggup menembus itu,,,keimanan mereka diluar batas logika manusia-manusia biasa…yang akhirnya timbullah cahaya yang menyejukkan, mendamaikan, dan membuat enggan untuk tidak dekat dengan mereka…
Merekalah orang-orang yang sanggup menyelam kondisi seseorang, bagaimana seharusnya mereka berbuat, bahakan mereka mampu mengambil mutiara-mutiara lebih banyak dan lebih dalam dari yang empunya. Akhirnya kondisi seseorang itu dapat terlihat oleh orang yang mempunyai kekuatan itu dan mencoba untuk menuntun langkah yang empunya supaya mengenal lebih dalam…
Tapi berkedok dan bertameng baja mereka egois, sombong dan akhirnya mengeluarkan senjata pamungkas,”aku lebih tahu keadaanku daripada engkau!!!. Inilah yang sering membuat orang-orang terpedaya dengan slogan, be your self!!!.
Slogan macam apakah yang mereka yang mengusung dengan hawa nafsu???slogan jauh dari fitrahnya, slogan yang dibuat untuk menghancurkan sendi-sendi keimanan, sehingga pundi-pundi amal itu sedikit demi sedikit terkikis sudah dan syetan siap berpesta ria. Bagi mereka yang mengusung slogan itu, tidak berlebihan jika bisa dibilang mematikan cahaya…cahaya perubahan, cahaya kehidupan, sinar yang dapat menembus air minyak yang cahayanya bertebaran kemana-mana. Cahaya Allah…bagaimana mungkin seorang mu’min mencintai slogan itu,,,,
Mereka menghancurkan firman Allah: Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. Mereka juga mengingkari Rasulullah,”Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.” Dan menghancurkan sendi-sendi lain…
Wahai orang-ornag yang beriman, slogan jadilah dirimu sendiri adalah mempunyai karakteristik tersendiri, diantaranya adalah tidak mau berubah, mempunyai prinsip dengan nafsu, tidak mau untuk menjadi lebih baik, tidak mempunyai teladan sedikitpun dan mereka mengatakan,”TERSERAH GUE, YANG NGELAKUEN GUE…!!!
Engkaupun akan tahu bagaimana watak orang yang kesehariaanya bersama-sama manusia dengan orang bersama benda-banda mati(computer,dll). Cobalah lihat dengan bashirah kita perbedaannya…akan sangat jelas perbedaannya…jauh lebih baik jika kesehariaanya bersama manusia…
Tidak ada jalan lain bagi orang yang ingin menempuh bashirah itu selain dekatkan kepada Allah, kenali sifat-sifatNya, perintahNya, dan Larangan-Nya. Jika kepada kita ditanyakn, apa yang terjadi jika kita masuk kedalam penjagaan Allah???
Entahlah rasanya sangat gampang mencari teori-teori yang dicipta oleh manusia pembangkang…tapi sungguh tidak ada teori selain merujuk kepada Al-Qur’an.
Mari selami tujuan Allah dalam surat al-hujurat:13
 ••           •      •    
13. Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Laki-laki sungguh beda dengan perempuan, tentunya tidak hanya fisik melainkan unsure-unsur yang sengaja Allah ciptakan. Tidak semua insur laki-laki ada diperempuan begitupun sebaliknya…semunay hamper bersifat membutuhkan satu sama lain..
Tekadang kita begitu kaget tentang seseorang..dan kita terlalu risau dengan seseorag itu, padahal telah jelas bagi siapa yang mengetahui. Akibatnya timbulah permasalahan-permasalahan berwawla dari sini, dikarenakan kita tidak mengetahui dengan pasti seperti apakah keinginan, harapan, ketakuatan dan sejenis itu sehingga kita begitu sulit uantuk mencari cara menuju pemecahan masalah…
Memang hidup ini hanyalah permainan, dan seolah-olah Allah memberi pengarahan jika kita ingin mengetahui, segeralah berkumpul dan berbangsa-bangsa. Supaya saling mengenali satu sama lain, bukan hanya terlihat tapi jauh tentang kondisi seseorang….
Dan setelah kita tahu kondisi seseorang, barulah kita tahu siapa yang terbaik bagi kita, slogan apakah yang akan kita usung, kita tinggikan dan kita banggakan…makanya setelah itu Allah berkata,Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu….
Inilah sesungguhnya sloga yang pantas untuk para pencari hidayah, slogan ini jelas mempunyai khas, memberi harapan, menghancurkan pesimis, menguatkan yang lemah, meningkatkan semangat dan yang paling indah adalah meciptakan cahaya yang sempet padam.
Hanya slogan inilah yang menghantarkan para pemilik cacat menjadi luarbiasa. Bahkan lebih baik dari orang yang Sempurna!! Hanya slogan inilah yang membuat sejarah kisah-kisah orang sukses didunia maupun akhirat…hanya slogan inilah yang mampu menampung slogan-slogan yang searah dengan ini…hanya slogan inilah yang sejatinya menampung Arahan-arahan dalam Islam bersumber dari dua sumber hukum….
Andai aku, anda, semua merindukan itu…mengharapakn itu…mencintai itu, niscaya apa-apa yang kita harapkan selam ini akan membuahkan hasil yang menawan,,indah dan melenakan…

Dan hanya orang-orang anehlah yang berjuang bersama untuk meminta harapan itu, hanya orang-orang asinglah yang menitikan air mata kerinduan untuk merasakan apa yang mereka usahakan…hanya orang-orang Ghurobalah yang membawa kehidupan kita menjadi lebih baik….
Dan kita akan dipertanyakan, kelompok ini membutuhkan pejuang-pejuang utnuk meneruskan misi mereka…misi yang berupa cinta, cinta visi dan misi,,,namun perjuangn itu amatlah sulit..
Apakah engkau berani seperti istri,anak-anak, pambantu fir’aun dimasukan kedalam kuwali yang panas hidup-hidup???
Apakah engkau mau seperti nabi Nuh yang berdakwah siang dan malam hampir seribu tahun tanpa henti, tetapi hidayah itu datang hanya sedikit orang??? Beliau juga ketika berdakwah, orang-orang pada lari sambil menutup telinga mereka dengan jari-jari mereka. Apakah engkau siap seperti itu???
Apakah engkau sanggup berani dan tabah seperti Ibrahim yang benar-benar tidak kuasa ketika akan dibakar api???apakah kita akan teguh dan bersabar ketika jibril mau membantu beliau, tapi Ibrahim menolak,”Aku butuh pertolongan Allah, bukan engkau???
Apakah engkau siap menerima perlakuan seperti Yusuf yang karena ketampanannya membuat kesengsaraan bagi dirinya, menahan nafsu ketika nafsu itu tebuka dengan lebar dan menahan derita ketika dipenjara,,,,???
Apakah engkau ingin seperti nabi Isa yang penuh kemalangan itu???
Apakah engkau ingin seperti Rasulullah yang ketika sholat, seorang kafir menaruh tai onta ketika bersujud???
Apakah engkau ingin seperti seseorang yang ditimbun diatas pasir yang panas kecuali kepalanya, kemudian kepalanya digergaji dengan sangat ngeri???
Apakah engkau bisa seperti abu bakar yang selalu terhimpun segala kebaikan dari dirinya???
Apakah engkau bisa membuat malaikatpun malu seperti para malaikat bertemu dengan Usman bin affan???
Apakah engaku sanggup seperti kisah-kisah mengharukan imam-imam madzhab bagaimana perjuangannya???
Apakah engkau siap untuk berjuang, sedikit tidur, qiyam dan memikirkan persoalan umat seperti halnya imam Syahid Hasan Albana???
Atau Sayyid qutub berakhir ditiang gantungan karena bisa membuat sejarah membahayakan orang-orang penjajah dan kafir????
Dan orang-orang extra ordinary lainya yang tidak mungkin dijelaskan…
Jika engkau siap untuk itu, maka sesungguhnya Engkau telah termasuk jalan ini. Jika sebaliknya kehinaan bagi mereka yang meninggalkan mutiara-mutiara di jalan ini.
Yang lebih indah, lebih bijak, lebih menghidupkan adalah jangan pernah bermain otak,”itu kan para nabi, para sahabat,ulama-ulama???” jika kita dipaksa slogan ini, maka tidak layak untuk ada disini…dijalan ini…
Semuanya adalah mampu,,,dan bisa,,,dan ada batasan-batasan yang kita tidak boleh msuk kedalam batasa rahasia itu,,,,,
Bisa, Semangat Allahu Akbar!!!!

Assalamualaikum….

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Syah Dasrun - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger