Dakwah tergeser

قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَ‌ٰنُكُمْ وَأَزْوَ‌ٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَ‌ٰلٌ ٱقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَـٰرَةٌۭ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَـٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍۢ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَـٰسِقِينَ ﴿٢٤﴾24. Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Lelaki itu datang menelepon saya. Ada rasa rindu kepadanya, kangen bercampur ingin bertemu setelah sekian lama tidak besua. Sapaannya (walaupun suaranya tidak begitu bagus) mengingatkan saya kepada perjuangannya dahulu sebagai ketua sebuah komunitas di Kuningan. Masih teringat sekali betapa payah dan menguras tenaga amanah yang dibebankan kepadanya. Namun dia begitu tegar dengan kesabaran yang sangat. Namanya begitu akrab sekali dikalangan anggotanya, sebab setiap kajian pekanan selalu dia jadi MC (karena tidak ada ikhwan yang bisa diandalkan saat itu).
Ada perasaan dan suasana yang sebenarnya ingin saya katakan kepadanya, tentang dakwahnya, tentang tahajudnya, dan tentang segala aktifitasnya itu. Dan Alhamdulillah dia ingin silaturahmi kepada saya, lalu saya bersedia menunggu.
Dia tak kunjung datang, ternyata dia mengkorfirmasi tentang ketidakbisaan dia silaturahmi sekarang ini. Hari itu sebenarnya saya ingin menjadi pendengar tentang ketabahaannya, kesabarannya, berpikirnya untuk komunitas ini. Saya ingin menjadi teman curhat dia (walaupun tidak ada solusi yang saya paparkan).
Untuk kemudian besoknya, saya ditelepon olehnya. Sapaan pertama kita berbincang-bincang. Setelah itu saya merasa tertekan dan merasa kecewa. Karena dia sekarang tidak berbicara sesuai harapan saya, dia tidak berbicara tentang pengalaman dan kepahitan mendapatkan amanah itu. Bahkan ketika saya singgung masalah itu, dia berkata,” Urusan itu saya tidak ambil pusing, saya cape. Hal itu membuat saya tidak berpenghasilan, karena mulai saat ini saya dah berkeluarga, saya mulai menjelaskan bisnin baru, antum mau gabung????”””
Astagfirullah…Sesak hati saya ketika mendengar itu. Ada sesuatu yang aneh disana, ada bisikan syahwat disana. Ada kekuatan aneh yang seolah-olah dia berkata dengan sungguh-sungguh….
Padahal ingin kutakan kepadanya,”akhi…antum salah dalam memahami itu. Dakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan Allah berjanji dalam Qur’an,;” Jika kaum menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolongmu…”. Itulah janji Allah akhi,,, jika antum me;aksanakan dengan sebuah kenyakinan, insya Allah antum akan mendapat pahala yang sangat besar. Bahkan antum akan mendapatkan rezeki yang tidak disangka-sangka sesuai dalam firman-Nya,: “barang siapa yang bertakwa kepaada Allah, maka Allah akan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka…”.
Akhi, rugi dan kehinaan akan diberikan oleh Allah kepada manusia yang melarikan diri dari dakwahnya. Apalagi lebih memetingkan kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat. Engkau akan rugi. Tapi jika engkau mengambil sikap dua-duannya antum akan jalani, maka pahala akan berlipat ganda. Akhi,,,Allah tidak akan pernah melanggar janji-Nya. Sungguh kita adalah hambanya dan kepada-Nyalah kita dikembalikan…”
Tapi, perkataan itu hanya terbesit dalam diri. Dengan sesuatu yang membuat malas adalah dia mengajak bergabung kepada, Bisnis itu menjanjikan katanya. Maka kukatakan kepadanya,” akhi, apakah antum juga mau diajak untuk bergabung dengan saya, bahkan itupun lebih menjanjikan. Bahkan bisa juga menyelematkan dari api neraka???. “memang apa, ana ikut dong? Tanya dia. Maka saya membaca firman Allah, “jika kamu beriman kepada Allah, rasul-Nya, dan berjihadlah di jalan Allah dengan harta kamu dan jiwa kamu. Itu lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui. Kemudian dia diam membisu.
Saudaraku…
Mau tidak mau, enggan ataupun tepaksa, kita harus tetap untuk mengutamakan Dakwah. Sekali-kali tidak diperbolehkan untuk mengutamakan yang lainnya dari pada Allah dan rasul-Nya. Jika kita salah langkah, maka kita akan mendapati bahwa kita akan celaka dan menjadi orang yang rugi,,,bahakn Allah dengan (membuat kita terhenyak) kalimatnya, Allah mengatakan,” Tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya…!!!!
Ada semacam energy yang sangat kuat dalam kalimat itu. Dan bagi orang yang beriman, ketakutan dan kekhawatiran menjalar dalam aliran darahnya, sampai air matanya mengalir dan tersungkur sujud dengan berlinang air mata. Keputusan-Nya itu sangat berat, berkonotasi negative, membuat kita benar-benar terancam sangat dan tujuan akhir sebenarnya adalah bahwa Allah ingin memberikan adzab/ sanski kepada kita karena kesalahan kita dan Allah ingin mengembalikan kepada fitrah semula, mementingkan Allah dan rasun-Nya.
Ya,,,,tentunya masalah dunia jangan diliupakan. Kita punya hak atas dunia,,,, akan tetapi Allah ingin menyakinkan kepada kita bahwa jika kita membantu membuat orang merasakan indahnya dan kasih sayang kita terhadap mereka (dengan dakwah), maka Allah tidak akan menyia-nyiakan kita. Bahkan Allah akan bantu kita lebih dan bantuannya itu tidak pernah terpikirkan oleh kita.
Saudaraku,,,camkanlah dalil itu, dan kita harus benar-benar mentadaburi itu. Karena ada kekuatan besar dalam kalimat itu. Ada sesuatu yang jika kita menyakini dan melaksanakannya, maka arah tujuan kita benar dan tidak pernah salah. Dan Allah mencintai ornag yang beriman….tapi kebanyakan manusia membuat parameter/tolak ukurnya dengan ukuran DUNIA, Bukan UKURAN AKHIRAT, sehingga jika mereka rugi (dalam Hal dunia) maka mereka akan mencari DUNIA itu, walaupun Meninggalkan AKHIRAT itu.
Mari kita beristigfar kepada Allah, karena kita hanya manusia yang lemah dan tidak berdaya. Tidak luput dari alpa maupun silap salah. Sebaik-baik kita adalah orang yang selalu bertobat.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah SAW
….(waktu dluha, satu hari ketika dia menelepon)
 

Basic Hati

Saudaraku…
Selalu ada hal-hal baru dalam kehidupan. Selalu ada hal-hal yang mengejutkan dalam setiap laju kehidupan. Dan selalu ada hal-hal yang istimewa yang detik kehidupan itu. Karena sejarah itu pasti berulang dan itu tidak dimungkiri kebenarannya. Sejarah yang membuat kita menaiki tangga dari takdir-takdir-Nya, mencoba dengan keadaan bagaimanapun kita harus menelan ketetapan-Nya.
Selalu ada hal-hal yang menarik disana, dan selalu ada “Allah disana”. Fenomena-fenomena sekarang, ujian-musibah yang melanda, kedustaan dan kemungkaran, dan adzab-adzab hari dan hari besok selalu menandakan bahwa kita harus benar-benar mengkaji ulang permasalaha itu dan mencari solusi atasnya. Memang sebenarnya kita tidak perlu mencarinya-Karena kita tahu solusi itu sudah ada-, hanya kita sedikit membubuhkan instrument dalamnya, supaya sesuai dan jawaban yang tepat atas permasalahan itu.
Saudaraku…
Jika itu semua perlu, tiada kata lain bagi kita untuk segera bergerak!!! Da n tentunya banyak sekali hambatan-hambatan yang terus menghiasi perjalannya itu. Azzam, keinginan, nafsu, dan mu’jizat hati selalu meluluh lantakan pergerakan kita. Tapi satu hal yang pasti dan ini membuat kita bingung, hingga banyak sekali orang yang gugur dengan alasan,”terlalu bingung”. Ketakutannya malah membuat keterpurukan mendalam. Sudah menghinakan diri, ditambahi pula dengan penghinaan dari sekitar adalah “APAKAH BENAR SEJARAH ITU???” pakah sejarah yang selama ini terus berperang dalam pikiran kita benar-benar nyata terjadi dan mendapat testimoni yang luas dari masyarakat???
Saudaraku…
Harus ada ketetapan hati yang terus dibalut dengan kenyakinan yang mendalam yang harus di totok sebagai basic kehidupan itu. Harus ada “Tameng” kehidupan dalam menghadapi pelbagai permasalahan yang ada. Dan harus pula ada sebuah pondasi yang benar-benar itu bukan hasil hasil pemikiran manusia (karena sifat manusia mempunyai salah),,,,agar tidak salah jalan, agar kita tidak salah memahami. Agar kita tidak salah jalur. Basic itu adalah KEIMANAN dan KENYAKINAN HATI yang tentunya bersandar kepada Rabbul ‘Izzati yang terus menerus ter-Muroja’ah- dalam Firman yang selalu menyejukkan hati,
Saudaraku….
59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Inilah Basic kita sebenarnya!!!!
 

Armada kebebasan

Langkahnya begitu tegap, tidak kaku. Nafas-nafasnya mensyaratkan akan ketenangan. Sapaannya terasa belaian hangat yang menemtramkan. Begitu mempesona, seolah hadirnya selalu dirindukan sinar mentari, diramaikan oleh kicauan burung. Tidak ada perjalanan yang indah kecuali perjalanannya.
Azzamnya begitu kuat untuk segera mundur dalam misi kemanusiaan itu. Kekalutan hatinya serta kesedihan yang menderanya sanggup membulatkan sang nuraninya. Biarpun dengan atau tanpa keimanan yang benar, tapi itu lebih indah daripada mengaku beriman tapi mencerca kegiatan mereka, mencela sikap mereka, dan tidak peduli kegiatan mereka.
Misi mereka adalah tidak lebih dari harapan untuk membantu mereka yang diboikot, membantu mereka yang kelaparan, membantu mereka yang hampir putus asa dalam kehidupannya. Ya…merekapun mengetahui dengan sangat bahwa seolah-olah mereka masuk kedalam mulut singa. Besar kemungkinan mereka membuat marah singa kemudian menerkamnya. Tapi sekali lagi, mereka tidak memperdulikannya. Asa mereka hanya kepada saudara-saudaranya di Gaza,
Tanda-tanda peringatan mulai dilontarkan, peringatan maupun ancaman telah menyambut mereka. Dan ahirnya insiden itupun terjadi……
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Selamat jalan mujahid, semoga engkau Berbahagia disana.
 

Kekuatan Puzzle kehidupan

Allah memberikan kekutan kepada kita untuk menyusun puzzle kehidupan ini. Allah yang memberikan energy pada kekuatan itu sehingga kita bisa melalui rintangan dengan mudah. Allah yang telah member ruh kehidupan itu agar kita bisa menjaga dan menyerahkan kembali kepada-Nya.
Keadaan hati membuat seseorang kehilangan arah tujuan, lupa tentang keberadaan dirinya, luap dengan symbol-simbol yang ia kenakan dan lupa dengan amanah-amanah dari Allah yang harus ia syiarkan. Keadaan seperti itu sangat rawan, bisa mengeluarkan kekuatan yang dahsyat untuk menghancurkan, membakar amalan yang sudah ia ia tumpuk untuk modal kedepan. Sunguh rugi dan menyesal jika keadaan itu menjangkit sebagian diantara kita.
Syetan begitu girang, gembira yang berapi-api jika mereka berhasil mengontrol keadaan hati seseorang. Karena jika sukses, hati bukan lagi ukuran untuk menentukan nilai kebenaran seperti slogan,”IKUTI KATA HATI NURANIMU”. Slogan itu berguna jika syetan tidak bisa menguasainya. Namaun bila syetan menguasainya, dia bisa membulak-balikan sesuatu yang haram menjadi halal dan sesuatu yang halal menjadi haram. Maka tidak aneh jika fenomena sekarang ini seperi itu, mereka menganggap itu benar padahal salah, menganggap itu salah padahal benar.
Namun kondisi hati itu akan tunduk jika ia bersedia berazzam untuk memperbaikinya dan menerima nasehat dari orang lain. Jika tidak, maka ia tidak bisa konsisten, tapi malah terpuruk dan tambah terpuruk dlam ketersesatan hidup.
Itulah yang sebenarnya a ingin ungkapakan kepada kalian tentang pentingnya nasihat. Nasihat dari hati dan buka dari diri. Karena nasehat dari diri sama artinya dengan ianya mengatakan bahwa aku tidak seperti dia, aku lebih baik dari dia. Sebailknya jika nasehat dari hati sama artinya berkata bahwa aku juga sama dengan dia tapi aku berusaha untuk menjadi lebih baik…
Menasehati itu penting, tapi jika menasehati setidaknya ia harus kuat dan tangguh. Karena nasehat itu memiliki senjata bermata dua, untuk yang menerima naseha dan untuk pemberi nasehat itu. Harus benar-benar kebal ketika malah yang menasehati itu diserang kembali oleh menerima nasehat. Entahlah apa mungkin ia merasa terancam dengan nasehatnya. Tapi yang sebenarnya bukan ia yang merasa terancam, tapi syetanlah yang merasa terancam.
 

Rindu dan Azzam

Jika rindu itu mencekam,membuncah dari wadahnya,merasa bahwa jiwa tidak terobati kecuali dgn menikmati objek rindu itu...lama kelamaan kejadian pertemuan dgn sesuatu yg dirindukan akan terjadi,insyaAllah.
Tekad yg full power tidak akan pernah berarti tanpa tawakal kepada Penghendaki Segala Sesuatu...
Faidzaa 'azzamta fatawakkal alallah ini sbgi prinsip hidup.
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Syah Dasrun - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger