Konsep diri manakah anda?

Ketahuilah, kebijaksanaan terbesar dan teragung dalam kehidupan adalah bermanfaat bagi orang lain. Tentunya kita ingin ketika berada dalam suatu lingkup, kita bisa berkontribusi sekecil apapun. Kita ingin mempersembahkan sesuatu yang kita miliki untuk orang lain. Karena sejatinya, kebahagiaan seseungguhnya adalah bukan terletak dari kita menolong diri sendiri. Akan tetapi kebahagiaan itu terletak ketika kita menolong orang lain, bermasalahat bagi orang lain.
Sunggguh Indah pesan Rasulullah SAW,
“Sebaik-baik orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain”
Maka dari itu, sebelum kita ingin bermanfaat bagi orang lain, kita harus mempersiapkan sesuatu yang mutlak kita harus ketahui. Dan ini adalah kewajiban yang mendasar untuk mencapai tujuannya. Kita harus memahami KONSEP DIRI.
“Konsep diri adalah...” Anis mata menjelaskan akan hakikat ini, “...syuatu kesadaran pribadi yang utuh, kuat, jelas, dan mendalam tentang visi dan misi hidup; pilihan jalan hidup beserta prinsip dan nilai yang membentuknya; peta potensi; kapasitas, dan kompetensi diri; peran yang menjadi wilayah aktualisasi dan kontribusi; serta rencana amal dan karya unggulan. Konsep diri menciptakan perasaan terarah dalam struktur kesadaran pribadi kita. Keterarahan adalah salah satu mata air kemerlangan.”
Begitulah pengertian seorang Anis mata tentang Konsep diri dalam buku hebatnya ‘8 mata air kemerlangan’. Lalu bagaimanakan pengertian konsep diri jika kita sandingkan dengan konsep diri muslim? Berikut adalah jawaban dari beliau:
“Konsep diri manusia muslim adalah kesadaran mempertemukan Allah dengan kehendak-kehendaknya sebagai manusia; antara model manusia muslim yang ideal dan universal dengan kapasitas dirinya yang nyata dan unik, anatara nilai-nilai islam yang komprehensif dan integral dengan keunikan-keunikan pribadinya sebagai individu; antara ruang aksi dan kreasi yang disediakan oleh Islam dengan kemampuan pribadinya untuk beraksi dan berkreasi; dan antara idealisme islam dengan realitas kemampuan pribadinya.” Tandas beliau.


Suatu konsep diri itu tidak pernah berlepas dari 3 hal :
1. Aku diri
2. Aku sosial
3. Aku ideal

Mari kita perjelas secara terperinci.
Aku diri adalah suatu konsep diri yang pertama. Ia punya karakter sendiri dan sangat khas. Percaya diri yang sangat tinggi itulah khas yang mencolok dalam konsep Aku diri. Tak hanya itu, rasa angkuh, pragmatis, dan tertutup selalu menyatu dalam konsep Aku diri ini. Terkadang narsis begitu melekat dalam diri ‘Aku diri’, sekadar untuk ‘memunculkan’ jati diri sendiri supaya mendapat perhatian yang cukup. Memang, begitulah kondisinya. Akibat dari ciri-ciri khas yang telah kita sebutkan tadi, maka akan muncul egoisme yang kuat. Terkadang sulit untuk merendahkan hati, karena memang orang tipe ini merasa paling ‘wah’ dari segala ‘wah’. Orang yang mempunyai tipe seperti ini cenderung tidak disukai oleh orang lain, karena jika ada orang yang dekat sama orang ini, apalagi menjadi bawahannya, biasanya mereka akan terus tersakiti yang akhirnya meninggalkan orang seperti ini. Begitulah memang, orang ini juga sulit diajak kerjasama dalam hal apapun, kecuali ada hal-hal yang mendesak dan menguntungkan.
Jika ‘aku diri’ cendung melihat kedalam diri sendiri, lain halnya dengan konsep kedua yaitu ‘aku sosial’. Orang ini bertipe selalu melihat keluar diri, ke arah sekitar atau masyarakat, selalu melihat kondisi dan situasi. Akibat selalu cenderung melihat keluar, orang ini lupa dan tidak fokus terhadap diri sendiri. Ia ‘melupakan’ bahwa orang ini mempunyai potensi dahsyat. Akan tetapi ia merasa tidak merasa percaya diri dalam menghadapi sesuatu. Akibatnya ia selalu menyandarkan diri kepada sesuatu diluar dirinya sendiri. Kepada orang lain ataupun kepada lingkungan! Orang ini cukup ingin bernafas enak dalam zona nyaman, dan tidak mau terjun kealam zona tidak nyaman. Jika orang ini selalu menyandarkan diri kepada luar dirinya, maka jiwanya tidak diasah, yang lama kelamaan akan melemah, akan terjadi pula suatu rasa merasa enak ada orang lain, hingga puncaknya adalah ia tidak bisa mandiri dalam segala hal. Orang tipe ini sangat gampang diajak bekerjasama, bahkan merasa nikmta jika ada orang lain. Akan tetapi, orang tipe seperti ini adalah orang yang tidak berpengaruh apa-apa dalam kehidupan!!!
Sedangkan konsep terakhir yaitu.’aku ideal’ adalah suatu konsep yang berlari dan terlempar dari arah kedua konsep yang telah kita sebutkan sebelumnya. Ia jauh pergi kelangit-langit untuk mengambil sesuatu. Ia seorang pemimpi. Akan tetapi terlalu bermimpi! Ia mempunyai angan-angan yang sangat panjang tanpa ada alur gambaran yang terikat dengan ‘aku diri’dan ‘aku sosial’, sehingga munculah ide yang sanat gila. Biasanya diluar batas perencanaan logika biasanya. Tidak realistis selalu khas tersemat dala dirinya. Memang semangatnya luar biasa, akan tetapi semangatnya stidk panjang, bahkan cenderung sangat pendek. Ia berambisi yang kuat untuk merealisasikan impiannya itu. Namun, jika tidak ditopang oleh rukun-rukun merealisasikan mimpi itu, maka ia akan melemah dan seketika itu rasa ‘ciut’ mulah melemahkan. Satu ‘hentakan’ saja dari luar terhadap obsesi mimpinya, maka ia akan takut dan kaget. Rasa melemah mulai ia rasakan dan akhirnya ia tidak bisa untuk mempertahankannya. Ia mundur secara perlahan-lahan dengan niatan supaya ia tidak dicemooh yang banyak orang, dan ketika ia merasa sudah punya alasan alasan yang cukup untuk menutupi kelemahannya, orang yang bertipe seperti ini berhenti. Bahkan secara total!!!

Begitulah...
Ketika kita condong terhadap salah satu 3 konsep itu, maka kita akan merasakan dampak yang cukup membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk ‘menambal’ kekecewaan kita. Bukan hanya terhadap kita sendiri, akan tetapi kita akan berupaya mencari ‘kambing hitam’ untuk menuntaskan kelalaian kita selama ini.
Maka dari itu, pergunakanlah diri kita sebaik mungkin untuk bisa berada pada ketiganya. Kita harus belajar untuk menyeimbangkan anatar ketiga konsep itu. Karena sejatinya, Allah telah menganugrahkan kita memiliki ketiga konsep itu, Cuma terkadang antara mereka saling serang dan saling igin menonjol diantara yang lainnya.
Mohonlah petunjuk kepada Allah, pejamkan mata kita dari ‘pusaran dunia’, gerakkanlah lidah bersamaan dengan kehendak hati untuk melemahkan diri dihadapan-Nya. Angkatlah tangan-tangan kita sebagi bentuk keseriusan dalam berdo’a. Dan berdo’alah dengan sangat dan harap!!!
Jika sudah seperti itu, maka kita aka terkejut dengan keajaiban-keajaiban yang Allah ciptkan untuk kita. Keajaiban yang selalu kita idamkan,
Bermanfaat bagi orang lain.....!!!!
(Selasa, 15 Nov 2011. Panas-sentuhan-kesibukan-dan nasehat)
Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Syah Dasrun - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger