PERTEGUH KAPAK IMANMU

PERTEGUH KAPAK IMANMU
(14 Febuari 2011, Refleksi Syah Rabbani, ketika ketumpulan hati bercorak mengkahwatirkan)

Suatu kisah dari seorang penebang pohon yang kuat. Dia mempunyai perawakan yang tinggi, tegap dan gagah. Di tangannya ada sebilah kapak yang selalu menemani kehidupannya sehari-hari. Kemanapun ia pergi, maka kapak pun akan mengikuti dia.
Ketika ia mencari tempat yang baru untuk bekerja sebagai penebang pohon, ia bertekad untuk bekerja dengan sebaik-baiknya. Demi kehidupannya, demi keluarga dan anak-anaknya. dan akhirnya ia cepat mendapatkan pekerjaan barunya itu.
Sesuai dengan tekad yang ia bawa, ia menebang pohon – pohon yang senag hati. Riang gembira sekali.
Hari pertama, ia bisa menebang 18 pohon yang besar.
“ Bagus...kerja engkau bagus anak muda. Teruslah bekerja!” puji majikannya dengan tulus hati. Pujian kepadanya itu sangat meninggikan hatinya. Ia gembira sekali dan ia pun bertekad agar besok lebih giat kembali.
“ Aneh, kenapa hari ini saya hanya bisa menebang 15 pohon, padahal kemarin bisa sampai 18 pohon???” pekerja itu bertanya ke dirinya sendiri. Namun, pertanyaan itu hanya berlandaskan keanehan saja, tanpa lebih fokus mencari jawabanya.
Hari-hari berlanjut, tetapi tambah berkurang jumlah tebangannya. Ia semakin lelah dengan kondisi seperti itu. Tekad yang ia bawa sebelumnya hancur terkoyak dan sedikit demi sedikit mulai mati.
Keesokan harinya, sebelum ia mendatangi ke tempat kerjanya; ia mampir ke tempat majikannya untuk sekedar basi-basi. Karena hari-hari kemarin ia tampak sibuk dengan kerjaannya sehingga hampir tidak ada waktu untuk hanya sedikit ngobrol.
“Tuan...” ia memulai perkataannya.
“ Kenapa ya ketika hari pertama saya bisa menebang pohon sampai 18 pohon, tapi hari-hari berikutnya lebih sedikit dari itu. Bahkan hari ketiga saya bekerja hanya bisa menebang 10 pohon. Jika seperti ini terus, saya khawatir hari-hari selanjutnya akan bertambah sedikit.”
Pandangannya menerawang menembus sela-sela pohon-pohon yang tinggi berjajar dengan rapi. Majikannya memahami itu. Ia merasa bersalah.
Majikannya kemudian berkata,
“ Kapan terakhir kali anda mengasah kapak itu?”.
Pandangan dan pikiranya buyar ketika mendengar pertanyaan majikannya. Dengan nada yang sedikit gugup iapun menjawab
“ Hari-hari saya terlalu sibuk dengan menebang pohon tuan. Jadi saya tidak ada waktu untuk mengasah kapak itu!!!”
Dan sang majikanpun berkata dengan bijaksana,
“ Itulah kesalahanmu. Anda tidak mengasah kapakmu.” Tegas sang majikan.


Seringkali kita melupakan akan hal itu. Dulu ketika saya mengisi berbagai acara-acara/ training/ atau mentoring; saya tidak menyadari akan hal itu. Saya merasa bahwa pemahaman ilmu yang saya dapatkan itu tidak akan tumpul, karena ulama-ulama bijak pernah mengatakan bahwa suatu ilmu itu jika di amalkan dan di syiarkan tidak akan pernah hilang dan musnah. Namun, agaknya ada syarat selanjutnya yang tersirat dalam perkataan itu. Dan saya baru memahami ini.
Syarat selanjutnya adalah menyangkut keimanan. Kekokohan dan kedekatan dengan Allah. Ternyata suatu ilmu itu (apalagi ilmu agama) sangat di tentukan sekali oleh keimanan seseorang yang membawa ilmu itu. Karena orang sangat memahami tentang teladan sesuatu. Engkau akan menyaksikan bahwa banyak sekali seorang pintar lidah, pandai dalam retorika penyampaian sesuatu tetapi tidak banyak orang yang mau mengikutinya. Karena akhlak seseorang itu tampak tidak sesuai dengan perkataannya. Terasa hebat namun lemah, terasa indah namun jelek. Jadi saja mereka di jauhi. Karena masyarakat yakin bahwa keteladanan dan akhlak adalah lebih mempesona dibandingkan kata-kata. Dan memang itulah kenyataannya. Karena akhlaq itu sebagai buah dari ilmu. Jika saja kita merasa banyak ilmu (teori), tetapi kita belum bisa berakhlaq dalam implementasi dari suatu ilmu tersebut; itu berarti sesungguhnya bukan dinamakan ilmu. Itu hanya sebatas pengetahuan. Ya, pengetahuan.
Saya jadi teringat dengan seorang Ust dari Jawa yang pernah berbincang-bincang dengan saya sewaktu persiapan mengikuti tes masuk LIPIA. Beliau pernah berkata, “ Ya Akhi, sesuatu yang datang/masuk kedalam pikiran kita itu namanya pengetahuan. Tetapi jika kita menerapkan dan mengamalkan pengetahuan itu barulah dinamakan Ilmu.”

Jadi, asah kapak imanmu....
Suatu ketika, Imam hasan Al-Basri diminta untuk menyampaikan materi pembebasan budak dalam suatu khutbah. Awalnya, ada keraguan dalam diri beliau. Tetapi kemudian beliau menyanggupinya dan meminta untuk memberi jeda waktu beberapa hari untuk persiapan khutbah beliau. Di hari yang ditentukan, beliau berkhutbah dengan sangat memukau, mendapat tempat di hati masyarakat dan berbondong-bondong mereka ingin membebaskan budak-budak mereka. Namun, apa kuncinya sehingga beliau bisa sukses seperti itu? Kita tidak menyangsikan keilmuan beliau. Beliau adalah contoh kezuhudan dan kewaraan yang tinggi. Sungguh banyak kisah-kisah yang saya baca berkenaan dengan beliau. Lalu dimanakah letak kunci kesuksesan itu? Beliau, Imam Hasan Al-Basri ketika meminta waktu untuk berkhutbah beliau mengumpulkan harta-hartanya yang sedikit dengan susah payah untuk membeli budak dan kemudian membebaskannya!!!!. Subhanallah, keteladan yang begitu agung yang beliau ajarkan kepada kita. Keteladanan dalam ilmu itu berakibat suksesnya juga pembahasan itu.

Asahlah kapak keimananmu...
Siapa diri kita? Seberapa besar ilmu yang kita dapatkan? Astagfirullah...ternyata kesombongan itu masih senang bersemayam di hati kita. Pantas saja, hal-hal yang kita perjuangkan terasa hambar dan terasa layu. Ternyata kita jarang mengasah kapak keimanan kita sendiri. Kita terlalu sibuk dengan agenda da’wah kita. Sibuk mengisi halaqah-halaqah, Tastqif, mentoring, ataupun training-training sehingga kita melupakan keimanan kita. Terkadang kita mempunyai alasan bahwa agenda da’wah saja sudah cukup untuk mempertebal keimanan kita. Itu salah!!!!
Seberapa seringkah kita melakukan Qiyamullail? Apakah kita beralasan kecapean karena agenda da’wah itu???
Tilawah dan hafalanm Al-Quran dan Hadistmu???
Shalat berjama’ahmu di mesjid????
Infaq shadaqahmu tiap hari????
Dhuhamu, dzikirmu, menolong orang lainmu, menengok orang yang sakit dan hal-hal yang lainnya???


Ibnu Abbas r.a berkata:
“ Kebaikan itu punya sinar di wajah, cahaya di hati, rizki yang banyak,kekuatan di tubuh dan kecintaan di hati manusia. Seandainya keburukan punya warna hitam, di wajah kegelapan hati, kelemahan di tubuh, kekurangan rizki dan di benci hati manusia.”
Pertebal kapak imanmu sobat!
 

Dibalik Misi Valentine

“Misi utama kita bukanlah menjadikan kaum Muslimin beralih agama menjadi orang Kristen atau Yahudi, tapi cukuplah dengan menjauhkan mereka dari Islam… Kita jadikan mereka sebagai generasi muda Islam yang jauh dari Islam, malas bekerja keras, suka berfoya-foya, senang dengan segala kemaksiatan, memburu kenikmatan hidup, dan orientasi hidupnya semata untuk memuaskan hawa nafsunya…”


Kalimat di atas adalah cuplikan kata-kata Samuel Zwemmer, seorang tokoh Yahudi, dalam pidatonya pada Konferensi Missi di Yerussalem, 1935.

Propaganda Yahudi telah merebak luas ke seluruh penjuru dunia, menyerang pemikiran semua umat, tak terkecuali Islam. Generasi Islam-lah yang paling gencar dibuat lupa akan syari’at agamanya sendiri, sehingga akhirnya terjerumus ke lembah hitam.

Salah satu moment yang digunakan oleh kaum Yahudi untuk menghancurkan akidah generasi muda Islam adalah budaya-budaya bid’ah yang dikemas menarik dan modern, sehingga selalu diperingati setiap tahun. Sebagai contoh adalah Valentine’s Day (VD) atau yang dikenal dengan Hari Kasih Sayang. Anehnya, semua orang di penjuru dunia ini sekan terbius dengan budaya tak berdasar itu. Mall, kafe, televisi, dan pusat-pusat keramaian di kota semarak memperingatinya dengan memajang properti atau gambar-gambar berbentuk hati, pita-pita dan aksesoris berwarna merah jambu, bunga mawar, dan cokelat yang merupakan barang khas VD. Selain itu ada satu maskot yang dikenal sebagai lambang VD yaitu seorang anak telanjang bersayap yang memegang panah, dikenal dengan nama Cupid, seperti tanmpak dalam gambar. Sebagian besar kaum muda Islam mungkin larut dalam ritual tahunan ini, padahal banyak fakta gelap di balik VD dan bahkan haram merayakanya.

1. VD adalah sebuah mitos yang tak berdasar

VD konon berasal dari kisah hidup seorang Santo (orang suci dalam Katolik) yang rela menyerahkan nyawanya demi cinta orang lain. Nama orang tersebut adaah Santo Valentinus. Namun sejarah gereja sendiri tidak menemukan siapa sesungguhnya sosok Santo Valentinus. Bahkan banyak yang mengakui bahwa kisah ini tidak berdasar dan diyakini hanya merupakan mitos atau dongeng belaka. Gereja sebenarnya telah mengeluarkan surat larangan bagi pengikutnya untuk ikut-ikutan merayakan ritual tak berdasar ini, walaupun dahulu ada beberapa pendeta yang malah melanggengkan ritual adopsi Lupercalian Festival ini dengan “bungkus kekristenan”, di antaranya adalah Kaisar Konstantin sebagai Paus Pertama dan Paus Gregory I. Bahkan Paus Gelasius I (496 M) menjadikan Lupercalian Festival sebagai perayaan gereja dengan memunculkan mitos Santo Valentinus yang meninggal pada tanggal 14 Februari.

Saat ini ada tiga versi tentang cerita orang yang dianggap bernama Valentine yang meninggal pada tanggal 14 Februari. Seorang diantaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa kekuasaan Kaisar Romawi, namun ini pun tidak pernah dijelaskan secara detail siapa sesungguhnya tokoh St. Valentine yang dimaksud. Juga dengan kisahnya yang tak pernah diketahui ujung pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. Tiga nama Santo yang menjadi martir tersebut adalah seorang Pastur di Roma, seorang uskup Interamna (modern Terni), dan seorang martir di provinsi Romawi Afrika. Hubungan ketiganya dengan Hari Valentine juga tidak jelas.

2. VD telah diadopsi menjadi budaya gereja

Banyak yang percaya dan yakin bahwa Hari Valentine merupakan salah satu hari raya agama Kristen, bahkan mengagungkannya setelah natal. Namun ada beberapa yang menyatakan bahwa Hari Valentine sama sekali tidak ada dalam Injil, baik Injil Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Hari Valentine merupakan hasil adopsi Lupercalian Festival yang dilakukan oleh Paus Gelasius, yang sebenarnya telah dihapus oleh gereja pada tahun 1960-an. Pengapdosian tradisi dan kepercayaan Paganisme di Roma ini dilakukan oleh para penginjil agar masyarakat kota tersebut mau menerima kekristenan. Usaha ini tidak sia-sia, terbukti dengan diterimanya Kristen sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi dalam masa Kekaisaran Konstantin.
3. Berasal dari ritual kaum Pagan Roma

Hari Valentine sesungguhnya telah diadopsi dari suatu ritual menjijikkan kamu Pagan di Roma, yang dinamakan Lupercalian Festival. Perayaan itu selalu berlagsung setiap tahun pada tanggal 13-18 Februari dan mencapai puncaknya tanggal 15 Februari. Dua hari pertama dipersembahkan untuk Dewi Cinta bernama Juno Februata. Pada tanggal 13 Februari pagi hari, pendeta tertinggi Pagan Roma mengumpulkan pemuda dan pemudi di kuil pemujaan. Mereka dipisah dalam dua barisan dan sama-sama menghadap altar utama. Semua nama perempuan muda ditulis dalam lembaran-lembaran kecil. Satu lembaran berisi satu nama. Lembaran-lembaran kecil tersebut kemudian dimasukkan dalam suatu wadah mirip kendi besar atau ada juga yang menyebutnya dimasukkan dalam wadah mirip botol besar.

Setelah itu sang pendeta yang memimpin upacara tersebut mempersilakan para pemuda maju satu per satu untuk mengambil satu nama gadis yang ada di dalam wadah secara acak, hingga wadah tersebut kosong. Setiap nama gadis yang terambil, maka gadis tersebut harus bersedia menjadi kekasih sang pemuda yang telah mengambilnya dan berkewajiban melayani segala yang diinginkan sang pemuda tersebut selama setahun hingga Lupercalian Festival tahun depan.


Malam tanggal 14 dan 15 mereka bebas berbuat apa saja, mengumbar syahwat tanpa ikatan pernikahan. Pada tangal 15 mereka kembali mendatangi kuil pemujaan untuk memanjatkan do’a kepada Dewa Lupercalia agar dilindungi dari gangguan serigala dan roh jahat. Dalam upacara ini, pendeta membawa dua ekor kambing dan seekor anjing yang kemudian disembelih di atas altar sebagai persembahan kepada Dewa Lupercalia atau Lupercus. Persembahan ini kemudian diikuti dengan ritual meminum anggur.

Setelah itu para pemuda mengambil satu lembar kulit kambing yang telah tersedia dan berlari di jalan-jalan kota sambil diikuti oleh para gadis. Para gadis berlomba-lomba mendapat sentuhan kulit kambing terbanyak dan para pemuda berlomba-lomba untuk dapat menyentuh gadis sebanyak-banyaknya. Para gadis percaya bahwa semakin banyak mereka tersentuh kulit kambing maka akan bertambah cantik dan subur.

4. Ada tangis di balik cokelat Valentine

Kisah ini diungkap oleh sebuah situs independen Amerika Serikat, Democrazy Now! Situs ini tepat pada tanggal 13 Februari 2004 memuat headline berjudul The Dark Side of Valentine’s Day-Ties Between the Chocolate Industry and Child Slavery (SIsi Gelap Antara Hari Valentine dengan Perbudakan Anak) yang merupakan sebuah artikel hasil wawancara antara jurnalis kawakan Amerika, Amy Goodman dengan Melissa Schweisguth, salah seorang koordinator Exchange Trade Fair.

Pada intinya bahwa 70% kokoa yang merupakan bahan dasar pembuatan makanan cokelat itu berasal dari Afrika Barat dengan 42%nya berasal dari daerah Pantai Gading. Afrika Barat merupakan penghasil kokoa terbesar dunia, terutama bagi produsen-produsen cokelat seperti M&M atau Mars. Faktanya, terdapat lebih dari 284.000 anak-anak kecil yang dipekerjakan di sana dengan kondisi dan upah yang jauh dari standar minimal. Awalnya temuan ini disangkal oleh industri di sana, namun karena berbagai tekanan yang ada dari lembaga pemantau keselamatan anak dan juga dari berbagai LSM dunia, maka mereka akhirnya menerima adanya permasalahan itu dan berjanji akan melakukan “rencana perbaikan”, namun yang disebut sebagai “rencana perbaikan” itu ternyata tidak melingkupi standar gaji dan standar hidup yang layak bagi anak-anak pekerja tersebut.

5. VD adalah sebuah tradisi jahiliyyah modern

Jahl, menurut Ibnu Taimiyyah berarti “yang tidak memiliki atau tidak mengikuti ilmu.” Selanjutnya, “Orang yang tidak tahu haq (kebenaran) adalah jahil ringan. Dan jika ia meyakini sesuatu sesuatu yang bertentangan dengan haq sebagai suatu kebenaran, maka ia disebut jahil murakkab (tolol kuadrat). Sama halnya, orang yang mengamalkan sesuatu yang bertentangan dengan haq, ia disebut jahil sekalipun orang tersebut tahu bahwa yang diamalkannya itu bertentangan dengan haq.

Al-Qur’an tidak mendefinisikan istilah jahiliyyah dalam pemaknaan ruang dan waktu, tetapi lebih kepada pemaknaan akidah dan sikap hidup umat-Nya. Muhammad Quthb dalam kitab Ru’yah Islamiyah liahwalil ‘Alamil Mu’ashir (Darul Wathon li an-nasyari, 14411 H/1991 M) yang diterbitkan oleh edisi Indonesianya oleh Yayasan SIDIK pada April 1996 menegaskan: “Jahiliyyah tidak terbatas pada zaman dan tempat serta komunitas atau bangsa tertentu. Ia menyangkut tashawwur tertentu dan suluk tertentu. Ia merupakan persepsi dan pola sikap. Kapan dan di mana saja terdapat tashawwur dan suluk jahiliyyah, maka dia adalah jahiliyyah, tidak peduli pada zaman, tempat, dan bangsa apa saja.

Hari Valentine meski dibungkus dengan cokelat, bunga, dan hiasan-hiasan yang menarik hati, sesungguhnya ia adalah adopsi dari budaya mengumbar syahwat milik kaum Pagan Roma, Lupercalian Festival, yang tidak ada dasarnya sama sekali. Inilah salah satu bentuk kejahiliyyahan modern. Siapa pun yang merayakannya dengan dalih apa pun, maka ia telah melakukan suatu bentuk kebodohan (al-jahl) dan pantas diberi gelar sebagai kaum jahiliyyah.

6. VD haram hukumnya
Berpartisipasi sekecil apa pun dalam perayaan Valentine, bahkan sekedar mengucapkannya, adalah haram hukumnya. Inilah dalil-dalil yang secara jelas mengharamkan Valentine.

Allah berfirman dalam QS. Al Maaidah ayat 51 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesnungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.“

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawaban.” (QS. Al Isra’ : 36)

Rasulullah SAW dalam suatu haditsnya yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar menyatakan, “Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.”

“Barangsiapa melakukan amal yang tiada didasari perintahku (Qur’an dan Sunnah), maka amal perbuatannya tertolak.” (HR. Ahmad)
 

Group Oase Imani Laman Oaseimani.com Saudaraku yang sedang dalam Masa Penantiannya

ijinkanlah saya berbagi dalam goresan tulisan ini…
jika menurut teman-teman, baik…maka ambillah…
dan jika menurut teman-teman, buruk…maka tinggalkanlah….

saudaraku….

wanita muslimah…laksana bunga….yang menawan…
wanita muslimah yang sholehah….bagaikan sebuah perhiasan yang tiada ternilai harganya….
Begitu indah…
begitu berkilau…
begitu menentramkan…

teramat banyak yang ingin meraih bunga tersebut…
namun tentunya….tak sembarang orang berhak meraihnya….menghirup sarinya….

hanya yang dia yang benar-benar terpilihlah…yang dapat memetiknya…
yang dapat meraih pesonanya…
dengan harga mahal yang teramat suci…
sebuah ikatan amat indah…bernama pernikahan…
karena itu…sebelum saatmu tiba….
janganlah engkau biarkan seorang muslimah layu sebelum masanya…
jangan kau menjadikan serigala liar membuatnya bahan permainan dalam keisenganmu…
Jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh….atas nama taaruf…atas nama cinta…

Ya…atas nama cinta…
jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh….atas nama taaruf…atas nama cinta

Kau tau saudaraku…??
Jika seseorang jatuh cinta….maka cinta akan membungkus seluruh aliran darahnya…membekuknya dalam jari-jarinya…dan menutup semua mata…hati dan pikirannya….
Membuat seseorang lupa akan prinsipnya….
Membuat seseorang lupa akan besarnya fitnah ikhwan-akhwat…
Membuat seseorang lupa akan apa yang benar dan apa yang seharusnya ia hindarkan…
Membuat seseorang itu lupa akan apa yang telah ia pelajari sebelumnya tentang batasan-batasan pergaulan ikhwan akhwat…
Membuat seseorang menyerahkan apapun…supaya orang yang ia cintai…”bahagia” atau ridho terhadap apa yang ia lakukan…

Membuat orang tersebut lupa…bahwa….cinta mereka belum tentu akan bersatu dalam pernikahan….

Ya saudaraku….akhi fillah…

Jangan sampai cinta menjerumuskanmu dalam lubang yang telah engkau tutup rapat sebelumnya…

Karena itu…jika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuh…segeralah…buat sebuah benteng yang tebal…yang kokoh…
Tanam rumput beracun disekelilingnya…
Pasang semak berduri di muara-muaranya

Cinta sejati hanyalah pada Rabbul Izzati. Cinta yang takkan bertepuk sebelah tangan. Namun Allah tidak egois mendominasi cinta hamba-Nya. Dia berikan kita cinta kepada anak, istri, suami, orang tua, kaum muslimin…

Cinta begitu dasyat pengaruhnya…jika engkau tau….
Karena itu…jika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuh…segeralah…buat sebuah benteng yang tebal…yang kokoh…
Tanam rumput beracun disekelilingnya…
Pasang semak berduri di muara-muaranya….

Berlarilah menjauhinya…menjauhi orang yang kau cintai….
Buat jarak yang demikian lebar padanya….

jangan kau berikan ia kesempatan untuk menjajaki hatimu…

Biarlah air mata mengalir untuk saat ini…
Karena kelak yang akan kalian temui adalah kebahagiaan…
biarlah sakit ini untuk sementara waktu…
biarlah luka ini mengering dengan berjalannya kehidupan…

Karena…cinta tidak lain akan membuat kalian sendiri yang menderita…
Kalian sendiri…

Saudaraku…. tentunya sudah mengerti dan paham…
bagaimana rasanya jika sedang jatuh cinta…
jika dia jauh..kita merasa sakit karena rindu…
jika ia dekat…kita merasa sakit…karena takut kehilangan….

padahal…ia belum halal untukmu…dan mungkin tidak akan pernah menjadi yang halal…

karena itu…jauhilah ia…
jangan kau biarkan dia menanamkan benih-benih cinta di hatimu….dan kemudian mengusik hatimu…
jangan kau biarkan dia mempermainkanmu dalam kisah yang bernama cinta…

maka…bayangkanlah keadaan ini…tentang istrimu kelak…

saudaraku…..
sukakah engkau..??
apabila saat ini ternyata istrimu (kelak) sedang memikirkan pria yang itu bukan engkau..???

sukakah engkau..??
bila ternyata istrimu (kelak) saat ini tengah mengobrol akrab…tertawa riang…becanda…
saling menatap…
saling menggoda…
saling mencubit…
saling memandang dengan sangat…
saling menyentuh…???
dan bahkan lebih dari itu…??

sukakah engkau saudaraku…??

sukakah engkau bila ternyata saat ini istrimu (kelak) sedang jalan bersama pria lain yang itu bukan engkau…??
sukakah engkau…??
bila saat ini istrimu (kelak) tengah berpikir dan merencanakan pertemuan berikutnya…??
tengah disibukkan oleh rencana-rencana…apa saja yang akan ia lakukan bersama pria itu…??

tidak cemburukah engkau temanku..??
bila saat ini istrimu (kelak) sedang makan bareng bersama pria lain…
istrimu (kelak) saat ini sedang digoda oleh pria-pria….
istrimu (kelak) sedang ditelepon dengan mesra…
istrimu (kelak) saat ini sedang curhat dengan pria… yang berkata…”aku tak bisa jika sehari tak mengobrol denganmu…”

tidak cemburukah…?? tidak cemburukah…?? tidak cemburukaaaaahhhhhhhh……???

tidak terasa bagaimanakah..
jika istrimu (kelak) saat ini tengah beradu pandangan…
bercengkrama..
bercerita tentang masa depannya…
dengan pria lain yang bukan engkau…???

sukakah engkau kiranya istrimu (kelak) saat ini tidak bisa tidur karena memikirkan pria tersebut…??
menangis untuk pria tersebut…??
dan berkata dengan hati hancur…”aku sangat mencintamu…aku sangat mencintaimu…???”
tidak patah hatikah engkau…???
sukakakah engkau bila istrimu (kelak ) berkata pada pria lain..”tidak ada orang yang lebih aku cintai selain engkau…??”
menyebut pria tersebut dalam doanya…
memohon pada Allah supaya pria tersebut menjadi suaminya…

dan ternyata engkaulah yang kelak akan jadi suaminya…..dan bukan pria tersebut…???

jika engkau tidak suka akan hal itu…
jika engkau merasa cemburu….
maka demikian halnya dengan istrimu (kelak)…

dan…Allah jauh lebih cemburu daripada istrimu….
Allah lebih cemburu…saudaraku…
melihat engkau sendirian…namun pikirannmu enggan berpindah dari wanita yang telah mengusik hatimu tersebut….

saudaraku….kalian percaya takdir bukan..?

saudaraku….kalian percaya takdir bukan..?

apabila dua orang telah digariskan untuk dapat hidup bersama…
maka…
sejauh apapun mereka…
sebanyak apapun rintangan yang menghalangi…
sebesar apapun beda diantara mereka…
sekuat apapun usaha dua orang tersebut untuk menghindarkannya…

meski mereka tidak pernah komunikasi sebelumnya…
meski mereka sama sekali tidak pernah membayangkan sebelumnya…
meski mereka tidak pernah saling bertegur sapa…

PASTI tetap saja mereka akan bersatu….
seakan ada magnet yang menarik mereka…
akan ada hal yang datang…untuk menyatukan mereka berdua….
akan ada suatu kejadian…yang membuat mereka saling mendekat…dan akhirnya bersatu…

namun…
apabila dua orang telah ditetapkan untuk tidak berjodoh…
maka…
sebesar apapun usaha mereka untuk saling mendekat…
sekeras apapun upaya orang disekitar mereka untuk menyatukannya…
sekuat apapun perasaan yang ada diantara mereka berdua…
sebanyak apapun komunikasi diantara mereka sebelumnya…
sedekat apapun…

PASTI…akan ada hal yang membuat mereka akhirnya saling menjauh…
ada hal yang membuat mereka saling merasa tidak cocok…
ada hal yang membuat mereka saling menyadari bahwa memang bukan dia yang terbaik….
ada kejadian yang menghalangi mereka untuk bersatu…

bahkan ketika mereka mungkin telah menetapkan tanggal pernikahan…

namun…yang perlu dicatat disini adalah…
yakinlah…bahwa yang diberikan oleh Allah…
yakinlah…bahwa yang digariskan oleh Allah…
yakinlah…bahwa yang telah ditulis oleh Allah dalam KitabNya..
adalah…yang terbaik untuk kita….
adalah….yang paling sesuai untuk kita…
adalah…yang paling membuat kita merasa bahagia,,,,

karena Dialah…yang paling mengerti kita…lebih dari kita sendiri…
Dialah…yang paling menyayangi kita…
Dialah…yang paling mengetahui apa-apa yang terbaik untuk kita…
sementara kita hanya sedikit saja mengetahuinya…dan itupun hanya berdasarkan pada persangkaan kita…

dan….yang perlu kita catat juga adalah…
JIKA KITA TIDAK MENDAPATKAN SUATU HAL YANG KITA INGINKAN…ITU BUKAN BERARTI BAHWA KITA TIDAK PANTAS UNTUK MENDAPATKANNYA….NAMUN JUSTRU BERARTI BAHWA…KITA PANTAS…KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK DARI HAL TERSEBUT…
KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK…SAUDARAKU….
LEBIH BAIK….
meskipun saat ini…mata manusia kita tidak memahaminya…
meskipun saat itu…perasaan kita memandangnya dengan sebelah mata…
meskipun saat itu…otak kita melihatnya sebagai sesuatu yang buruk….

Tidak…jangan terburu-buru menvonis bahwa engkau telah diberikan sesuatu yang buruk….bahwa engkau tidak pantas….
karena kelak…engkau akan menyadarinya…
engkau akan menyadarinya perlahan…bahwa apa yang telah hilang darimu….bahwa apa yang tidak engkau dapatkan….bukanlah yang terbaik untukmu…bukanlah yang pantas untukmu…bukanlah sesuatu yang baik ,,,,untukmu….

karena itu…saudaraku…
jangan mubazirkan perasaanmu…air matamu…waktumu….
jangan kau umbar semua perasaan cintamu ketika engkau tengah menjalin proses taarufan…
jangan kau umbar semua kekuranganmu…jangan kau ceritakan semuanya…
jangan kau terlalu ngotot ingin dengannya…jika engkau mencintainya…
karena belum tentu dia adalah jodohmu…
pun jangan takut bila ternyata kalian tidak merasa cocok…
karena Allah telah menetapkan yang terbaik untuk kalian…

maka…memohonlah padaNya…
mintalah padanya diberikan petunjuk…dan dijauhkan dari segala godaan yang ada…
karena…cinta sebelum pernikahan…pada hakekatnya adalah sebuah cobaan yang berat…

Dan…percayalah…jodoh itu tidak ada kaitannya dengan banyak sedikitnya kenalan…banyak sedikitnya teman perempuan

sama sekali tidak…
karena jika laki-laki yang terjaga maka Allahlah yang akan mengirimkan pendamping untuknya…
karena laki-laki yang terjaga adalah laki-laki yang banyak didamba oleh seorang akhwat sejati…
jadi…jagalah dirimu…hatimu…kehormatanmu…sebelum saatnya tiba…

perbanyak bekalmu…dan doamu…
yakinlah…bahwa Allah yang akan memilihkan yang terbaik untukmu…
amien…

*Ya Allah…karuniakanlah kami seorang pasangan yang sholeh…
yang menjaga dirinya…
yang menjaga hatinya hanya untuk yang halal baginya…
yang senantiasa memperbaiki dirinya…
yang senantiasa berusaha mengikuti sunnah Rasulullah…
yang baik akhlaknya…
yang menerima kami apa adanya…
yang akan membawa kami menuju Jannah Mu Ya Rabb…

kabulkan ya Allah…
amien…
dan segerakanlah…karena hati kami teramat lemah…dan cinta sebelum menikah adalah sebuah cobaan yang berat…
 

Yakin Semu

Ketika itu, tsunami Tsunami menghantam Negeri Serambi Mekkah, Aceh. Ada sosok laki-laki separuh dewasa sedang berdiri diatas pohon kelapa. Aceng (begitu sapa para warga), tetap diam terpaku sambil sekali-kali melihat keatas. Rupaya dia sedang menunggu sesuatu.
Tiba-tiba rombongan tim SAR dengan kapal karetnya mencoba mendekati dia dengan susah payah,
“ Bapak, ayo cepat naik ke kapal ini, suasananya gawat. Cepatlah ulurkan tangan Bapak.” Tegas salah satu relawan Tim SAR itu. Namun laki-laki itu tetap diam dan tidak mau menuruti sukalerawan itu.
“ Saya lagi menunggu datangnya pertolongan Allah, jadi saya tidak butuh pertolongan kalian.” Begitu jawaban yang mantap ketika ditanya mengapa ia tidak mau ikut.
Setelah bersusah payah membujuknya, akhirnya dengan berat hati, tim SAR pergi mencari korban lain yang membutuhkan mereka.
Lama ia tetap di pohon kelapa itu, sambil menunggu. Diapun khawatir, namun khawatir itu nampak disembunyikan olehnya.
Tak lama berselang, datang lagi Tim SAR yang berbeda dari pertama. Mereka naik helikopter. Merekapun mengajak lelaki itu untuk ikut bersamanya. Tapi, lagi-lagi jawaban yang sama terungkap,
“Saya lagi menunggu pertolongan Allah!”.
Dan akhirnya, tim SAR itu pergi dari hadapannya. Diapun kembali berharap lagi.
Dan kali ini, tim SAR yang pertama datang kembali kepadanya,
“Ayolah Bapak, cepat ikut kami. Jika tidak Bapak bisa mati disini, sebentar lagi ada gelombang susulan yang besar.” Tegas salah seorang Tim SAR itu.
“Saya lagi menunggu pertolongan-Nya. Saya yakin Allah pasti akan menolong saya.” Sebuah jawaban yang membuat Tim Sar itu tidak berbuat apa-apa.
“ Ya sudah jika Bapak tidak mau. Jangan salahkan kami jika Bapak tidak terselamatkan.
Begitu lama ia berharap, tapi lama kelamaan tidak mulai lelah dan tidak kuat menunggu disana, dan akhirnya gelombang tsunami susulan itu menerjang tubuh lelaki yang sudah lelah itu....
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Yakin adalah sesuatu yang memberikan kekuatan. Ia terlahir dari kepercayaan yang kuat mengakar ke dalam diri masing-masing. Ia pun mempunyai semacam penawar atas kenyakinan yang lain yang ragu-ragu, sehingga kenyakinan yang ragu-ragu itu lenyap dan tergantikan oleh kenyakinan yang terpercaya.
Namun, kita harus memahami apa arti dari kenyakinan tersebut. Seperti kisah diatas, seorang Aceng begitu yakinnya tentang masa penantian pertolongan Allah. Tetapi yakinnya Acengn itu adalah janggal. Dan ini berawal dari pemahaman Aceng itu terhadap pertolongan Allah. Pertolongan Allah itu tidak dengan mu’jizat atau peristiwa yang Allah sendiri membantunya. Dia tidak memahami bahwa Allah itu mempunyai ‘Tangan’ para hamba-Nya untuk sekedar membantunya.
Namun sekali lagi, Aceng menolak mentah-mentah bantuan yang datang dari Tim SAR. Karena memang dia menyakini bahwa Allah akan membantunya. Aceng tidak butuh dengan bantuan manusia. Ini benar!!!. Tetapi Aceng salah besar, ternyata Tim SAR itu adalah bantuan Allah...
@@@@@@@@@@@@@@@@
Banyak manusia tidak menyadari tentang hal ini. bantuan Allah itu terus menerus akan ada. Karena Maha Pengasih dan Penyayang-Nya pun, Allah tetap membantu, meskipun kepada orang-orang yang durhaka kepada-Nya. Bantuan – bantuan itu tidak mesti langsung oleh Allah, tetapi lewat sesuatu sebagai perantara bantuan-Nya. Semakin tidak menyadarinya, maka semakin itu pula kita jauh dari-Nya. Padahal nikmat yang diberikan kepada kita itu luar biasa. Jika kita mau menghitungnya, maka sungguh tidak akan pernah mampu menghitung nikmat Allah kepada kita.
Allah membantu Aceng, tapi ternyata Aceng tidak mau menerima bantuan-Nya. Pertama-tama dengan tim SAR dengan kapal perahu karet, tetapi Aceng tidak mengulurkan tangannya. Kemudian Allah menyuruh tim SAR yang kedua untuk datang menolongnya. Lelaki itupun menolaknya. Dan akhirnya Allah mengirim tim SAR yang pertama lagi untuk mencoba membantunya. Tapi, kenyataan pahit mendera, ia tidak mau lagi.
Jika saja ia sadar bahwa pertolongan dari Tim SAR itu dari-Nya, pasti ia akan mengikutinya dengan senang dan gembira. Akan tetapi ia tidak sadar. Diakibatkan ketidaksadarannya, maka maut menjemputnya masih dalam ketidaksadaranya itu.
Masalah sadar atau tidak sadar tentang sesuatu, menuntut suatu ilmu tentang sesuatu itu pula. Jika itu tentang kenyakinan pertolongan Allah, maka kita harus tahu lebih dalam tentang bagaimana dan seperti apakah pertolongan Allah itu akan muncul dan datang kepada kita? Jika kita sudah paham tentang itu, bashirah (pandangan mata hati) kita akan lebih bersih dan terang. Sehingga pertolongan apapun akan terasa kuat sampai kepada kita. Tersadar dan mau mengikuti kesadaran itu.
Maka kita akan menjadi orang-orang yang bersyukur kepada Allah. Orang yang tidak suka memvonis dan lidah mereka terjaga dari menjelekkan aoib-aib orang lain.
Ayo, pertajam bashirah kita dengan ilmu.

 

Yakin Semu

Ketika itu, tsunami Tsunami menghantam Negeri Serambi Mekkah, Aceh. Ada sosok laki-laki separuh dewasa sedang berdiri diatas pohon kelapa. Aceng (begitu sapa para warga), tetap diam terpaku sambil sekali-kali melihat keatas. Rupaya dia sedang menunggu sesuatu.
Tiba-tiba rombongan tim SAR dengan kapal karetnya mencoba mendekati dia dengan susah payah,
“ Bapak, ayo cepat naik ke kapal ini, suasananya gawat. Cepatlah ulurkan tangan Bapak.” Tegas salah satu relawan Tim SAR itu. Namun laki-laki itu tetap diam dan tidak mau menuruti sukalerawan itu.
“ Saya lagi menunggu datangnya pertolongan Allah, jadi saya tidak butuh pertolongan kalian.” Begitu jawaban yang mantap ketika ditanya mengapa ia tidak mau ikut.
Setelah bersusah payah membujuknya, akhirnya dengan berat hati, tim SAR pergi mencari korban lain yang membutuhkan mereka.
Lama ia tetap di pohon kelapa itu, sambil menunggu. Diapun khawatir, namun khawatir itu nampak disembunyikan olehnya.
Tak lama berselang, datang lagi Tim SAR yang berbeda dari pertama. Mereka naik helikopter. Merekapun mengajak lelaki itu untuk ikut bersamanya. Tapi, lagi-lagi jawaban yang sama terungkap,
“Saya lagi menunggu pertolongan Allah!”.
Dan akhirnya, tim SAR itu pergi dari hadapannya. Diapun kembali berharap lagi.
Dan kali ini, tim SAR yang pertama datang kembali kepadanya,
“Ayolah Bapak, cepat ikut kami. Jika tidak Bapak bisa mati disini, sebentar lagi ada gelombang susulan yang besar.” Tegas salah seorang Tim SAR itu.
“Saya lagi menunggu pertolongan-Nya. Saya yakin Allah pasti akan menolong saya.” Sebuah jawaban yang membuat Tim Sar itu tidak berbuat apa-apa.
“ Ya sudah jika Bapak tidak mau. Jangan salahkan kami jika Bapak tidak terselamatkan.
Begitu lama ia berharap, tapi lama kelamaan tidak mulai lelah dan tidak kuat menunggu disana, dan akhirnya gelombang tsunami susulan itu menerjang tubuh lelaki yang sudah lelah itu....
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Yakin adalah sesuatu yang memberikan kekuatan. Ia terlahir dari kepercayaan yang kuat mengakar ke dalam diri masing-masing. Ia pun mempunyai semacam penawar atas kenyakinan yang lain yang ragu-ragu, sehingga kenyakinan yang ragu-ragu itu lenyap dan tergantikan oleh kenyakinan yang terpercaya.
Namun, kita harus memahami apa arti dari kenyakinan tersebut. Seperti kisah diatas, seorang Aceng begitu yakinnya tentang masa penantian pertolongan Allah. Tetapi yakinnya Acengn itu adalah janggal. Dan ini berawal dari pemahaman Aceng itu terhadap pertolongan Allah. Pertolongan Allah itu tidak dengan mu’jizat atau peristiwa yang Allah sendiri membantunya. Dia tidak memahami bahwa Allah itu mempunyai ‘Tangan’ para hamba-Nya untuk sekedar membantunya.
Namun sekali lagi, Aceng menolak mentah-mentah bantuan yang datang dari Tim SAR. Karena memang dia menyakini bahwa Allah akan membantunya. Aceng tidak butuh dengan bantuan manusia. Ini benar!!!. Tetapi Aceng salah besar, ternyata Tim SAR itu adalah bantuan Allah...
@@@@@@@@@@@@@@@@
Banyak manusia tidak menyadari tentang hal ini. bantuan Allah itu terus menerus akan ada. Karena Maha Pengasih dan Penyayang-Nya pun, Allah tetap membantu, meskipun kepada orang-orang yang durhaka kepada-Nya. Bantuan – bantuan itu tidak mesti langsung oleh Allah, tetapi lewat sesuatu sebagai perantara bantuan-Nya. Semakin tidak menyadarinya, maka semakin itu pula kita jauh dari-Nya. Padahal nikmat yang diberikan kepada kita itu luar biasa. Jika kita mau menghitungnya, maka sungguh tidak akan pernah mampu menghitung nikmat Allah kepada kita.
Allah membantu Aceng, tapi ternyata Aceng tidak mau menerima bantuan-Nya. Pertama-tama dengan tim SAR dengan kapal perahu karet, tetapi Aceng tidak mengulurkan tangannya. Kemudian Allah menyuruh tim SAR yang kedua untuk datang menolongnya. Lelaki itupun menolaknya. Dan akhirnya Allah mengirim tim SAR yang pertama lagi untuk mencoba membantunya. Tapi, kenyataan pahit mendera, ia tidak mau lagi.
Jika saja ia sadar bahwa pertolongan dari Tim SAR itu dari-Nya, pasti ia akan mengikutinya dengan senang dan gembira. Akan tetapi ia tidak sadar. Diakibatkan ketidaksadarannya, maka maut menjemputnya masih dalam ketidaksadaranya itu.
Masalah sadar atau tidak sadar tentang sesuatu, menuntut suatu ilmu tentang sesuatu itu pula. Jika itu tentang kenyakinan pertolongan Allah, maka kita harus tahu lebih dalam tentang bagaimana dan seperti apakah pertolongan Allah itu akan muncul dan datang kepada kita? Jika kita sudah paham tentang itu, bashirah (pandangan mata hati) kita akan lebih bersih dan terang. Sehingga pertolongan apapun akan terasa kuat sampai kepada kita. Tersadar dan mau mengikuti kesadaran itu.
Maka kita akan menjadi orang-orang yang bersyukur kepada Allah. Orang yang tidak suka memvonis dan lidah mereka terjaga dari menjelekkan aoib-aib orang lain.
Ayo, pertajam bashirah kita dengan ilmu.

 
Jika ada yang bertanya, bagaimana aku memandang perkara jodoh, maka akan ku jawab, bagiku sama saja kau menanyakan keyakinanku tentang kematian..

Jodoh dan kematian adalah rahasi-Nya yang tersembunyi dalam tabir keghaiban-Nya, dan tersimpan dengan indah dalam tiap lembar daun di lauhul mahfuzh..

Lalu apa yang ku khawatirkan? Dan kenapa pula ku harus mengejar? Tidak, aku tak sudi.. Ku katakan padamu wahai para wanita perhiasan terindah dunia..

Jangan pernah mengobral murah kehormatanmu untuk hal yang kau sendiri tak yakin kehakikiannya? Pahamkah maksudku?

Ku tanya padamu, pernahkah kau jatuh cinta? Ku akui, akupun juga… Tapi tak pantas bagi kita mengumbar rasa itu.. Rasa yg entah akan berlabuh di mana?

Lalu pikirkan, jika dia yang kau cinta, yang mengganggu tidurmu, membuatmu menangis karena rindu, ternyata bukan atau mungkin tak kan pernah menjadi pendampingmu, atau bukan kau yang dia pilih? Tak malukah? Tak malukah?
Lalu, apa masih mampu kau tatap wajah suamimu kelak dengan cinta yang seutuhnya jika ternyata dulu kau pernah menaruh separuh hatimu pada lelaki lain…

Wahai para lelaki, tak cemburukah? Tak cemburukah? Tak cemburukah kau jika saat ini wanita yang kau pilih kelak sedang menyerahkan hatinya pada lelaki selainmu, namun ternyata kau yang akan meminangnya.
Tak sakit hatikah bila ketika bersamamu, ternyata dia tengah membandingkanmu dengan sosok lain dalam hatinya? Tak sedihkah? Tak sakitkah? Tak cemburukah? Jika kau, para lelaki, menjawab ‘ya’ maka, itu pula yang kami, wanita, rasakan..

Takkan pernah bosan ku ingatkan, bahwa yang akan berlaku tetaplah ketetapan-Nya…. Sekuat apapun usaha kalian jika tak sejalan dengan kehendak-Nya, maka tak akan pernah terjadi.. .

Lalu, buat apa kau mubazirkan waktumu? Untuk apa Kau kuras energi? Kerana apa kau habiskan airmatamu?…. untuk orang yang belum tentu menjadi milikmu? Untuk apa?

Dan ku katakan padamu. Mungkin kau yang akan memilihku belum ku cinta saat itu. Tapi ketahuilah, karena kau memilihku, kau ku cinta…

Bukankah jatuh cinta adalah sebuah proses? Akan ada sebab, akan ada hal yang membuatku jatuh cinta padamu, dan kau pun akan mencintaiku.. Dan ketika itu terjadi, semua telah terangkai dengan indah dalam kerangka kehalalan, dalam ikatan pernikahan yang disebut mitsaqan ghalizhan..

Dan tak akan pernah ada ragu ku katakan kuserahkan cintaku UTUH TAK TERSENTUH, padamu.. Hanya padamu.. ya, hanya padamu dan untukmu duhai cintaku….,
 

Ku mencintamu UTUH TAK TERSENTUH

Jika ada yang bertanya, bagaimana aku memandang perkara jodoh, maka akan ku jawab, bagiku sama saja kau menanyakan keyakinanku tentang kematian..

Jodoh dan kematian adalah rahasi-Nya yang tersembunyi dalam tabir keghaiban-Nya, dan tersimpan dengan indah dalam tiap lembar daun di lauhul mahfuzh..

Lalu apa yang ku khawatirkan? Dan kenapa pula ku harus mengejar? Tidak, aku tak sudi.. Ku katakan padamu wahai para wanita perhiasan terindah dunia..

Jangan pernah mengobral murah kehormatanmu untuk hal yang kau sendiri tak yakin kehakikiannya? Pahamkah maksudku?

Ku tanya padamu, pernahkah kau jatuh cinta? Ku akui, akupun juga… Tapi tak pantas bagi kita mengumbar rasa itu.. Rasa yg entah akan berlabuh di mana?

Lalu pikirkan, jika dia yang kau cinta, yang mengganggu tidurmu, membuatmu menangis karena rindu, ternyata bukan atau mungkin tak kan pernah menjadi pendampingmu, atau bukan kau yang dia pilih? Tak malukah? Tak malukah?
Lalu, apa masih mampu kau tatap wajah suamimu kelak dengan cinta yang seutuhnya jika ternyata dulu kau pernah menaruh separuh hatimu pada lelaki lain…

Wahai para lelaki, tak cemburukah? Tak cemburukah? Tak cemburukah kau jika saat ini wanita yang kau pilih kelak sedang menyerahkan hatinya pada lelaki selainmu, namun ternyata kau yang akan meminangnya.
Tak sakit hatikah bila ketika bersamamu, ternyata dia tengah membandingkanmu dengan sosok lain dalam hatinya? Tak sedihkah? Tak sakitkah? Tak cemburukah? Jika kau, para lelaki, menjawab ‘ya’ maka, itu pula yang kami, wanita, rasakan..

Takkan pernah bosan ku ingatkan, bahwa yang akan berlaku tetaplah ketetapan-Nya…. Sekuat apapun usaha kalian jika tak sejalan dengan kehendak-Nya, maka tak akan pernah terjadi.. .

Lalu, buat apa kau mubazirkan waktumu? Untuk apa Kau kuras energi? Kerana apa kau habiskan airmatamu?…. untuk orang yang belum tentu menjadi milikmu? Untuk apa?

Dan ku katakan padamu. Mungkin kau yang akan memilihku belum ku cinta saat itu. Tapi ketahuilah, karena kau memilihku, kau ku cinta…

Bukankah jatuh cinta adalah sebuah proses? Akan ada sebab, akan ada hal yang membuatku jatuh cinta padamu, dan kau pun akan mencintaiku.. Dan ketika itu terjadi, semua telah terangkai dengan indah dalam kerangka kehalalan, dalam ikatan pernikahan yang disebut mitsaqan ghalizhan..

Dan tak akan pernah ada ragu ku katakan kuserahkan cintaku UTUH TAK TERSENTUH, padamu.. Hanya padamu.. ya, hanya padamu dan untukmu duhai cintaku….,
 

Yakin

Ketika itu, tsunami Tsunami menghantam Negeri Serambi Mekkah, Aceh. Ada sosok laki-laki separuh dewasa sedang berdiri diatas pohon kelapa. Aceng (begitu sapa para warga), tetap diam terpaku sambil sekali-kali melihat keatas. Rupaya dia sedang menunggu sesuatu.
Tiba-tiba rombongan tim SAR dengan kapal karetnya mencoba mendekati dia dengan susah payah,
“ Bapak, ayo cepat naik ke kapal ini, suasananya gawat. Cepatlah ulurkan tangan Bapak.” Tegas salah satu relawan Tim SAR itu. Namun laki-laki itu tetap diam dan tidak mau menuruti sukalerawan itu.
“ Saya lagi menunggu datangnya pertolongan Allah, jadi saya tidak butuh pertolongan kalian.” Begitu jawaban yang mantap ketika ditanya mengapa ia tidak mau ikut.
Setelah bersusah payah membujuknya, akhirnya dengan berat hati, tim SAR pergi mencari korban lain yang membutuhkan mereka.
Lama ia tetap di pohon kelapa itu, sambil menunggu. Diapun khawatir, namun khawatir itu nampak disembunyikan olehnya.
Tak lama berselang, datang lagi Tim SAR yang berbeda dari pertama. Mereka naik helikopter. Merekapun mengajak lelaki itu untuk ikut bersamanya. Tapi, lagi-lagi jawaban yang sama terungkap,
“Saya lagi menunggu pertolongan Allah!”.
Dan akhirnya, tim SAR itu pergi dari hadapannya. Diapun kembali berharap lagi.
Dan kali ini, tim SAR yang pertama datang kembali kepadanya,
“Ayolah Bapak, cepat ikut kami. Jika tidak Bapak bisa mati disini, sebentar lagi ada gelombang susulan yang besar.” Tegas salah seorang Tim SAR itu.
“Saya lagi menunggu pertolongan-Nya. Saya yakin Allah pasti akan menolong saya.” Sebuah jawaban yang membuat Tim Sar itu tidak berbuat apa-apa.
“ Ya sudah jika Bapak tidak mau. Jangan salahkan kami jika Bapak tidak terselamatkan.
Begitu lama ia berharap, tapi lama kelamaan tidak mulai lelah dan tidak kuat menunggu disana, dan akhirnya gelombang tsunami susulan itu menerjang tubuh lelaki yang sudah lelah itu....
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Yakin adalah sesuatu yang memberikan kekuatan. Ia terlahir dari kepercayaan yang kuat mengakar ke dalam diri masing-masing. Ia pun mempunyai semacam penawar atas kenyakinan yang lain yang ragu-ragu, sehingga kenyakinan yang ragu-ragu itu lenyap dan tergantikan oleh kenyakinan yang terpercaya.
Namun, kita harus memahami apa arti dari kenyakinan tersebut. Seperti kisah diatas, seorang Aceng begitu yakinnya tentang masa penantian pertolongan Allah. Tetapi yakinnya Acengn itu adalah janggal. Dan ini berawal dari pemahaman Aceng itu terhadap pertolongan Allah. Pertolongan Allah itu tidak dengan mu’jizat atau peristiwa yang Allah sendiri membantunya. Dia tidak memahami bahwa Allah itu mempunyai ‘Tangan’ para hamba-Nya untuk sekedar membantunya.
Namun sekali lagi, Aceng menolak mentah-mentah bantuan yang datang dari Tim SAR. Karena memang dia menyakini bahwa Allah akan membantunya. Aceng tidak butuh dengan bantuan manusia. Ini benar!!!. Tetapi Aceng salah besar, ternyata Tim SAR itu adalah bantuan Allah...
@@@@@@@@@@@@@@@@
Banyak manusia tidak menyadari tentang hal ini. bantuan Allah itu terus menerus akan ada. Karena Maha Pengasih dan Penyayang-Nya pun, Allah tetap membantu, meskipun kepada orang-orang yang durhaka kepada-Nya. Bantuan – bantuan itu tidak mesti langsung oleh Allah, tetapi lewat sesuatu sebagai perantara bantuan-Nya. Semakin tidak menyadarinya, maka semakin itu pula kita jauh dari-Nya. Padahal nikmat yang diberikan kepada kita itu luar biasa. Jika kita mau menghitungnya, maka sungguh tidak akan pernah mampu menghitung nikmat Allah kepada kita.
Allah membantu Aceng, tapi ternyata Aceng tidak mau menerima bantuan-Nya. Pertama-tama dengan tim SAR dengan kapal perahu karet, tetapi Aceng tidak mengulurkan tangannya. Kemudian Allah menyuruh tim SAR yang kedua untuk datang menolongnya. Lelaki itupun menolaknya. Dan akhirnya Allah mengirim tim SAR yang pertama lagi untuk mencoba membantunya. Tapi, kenyataan pahit mendera, ia tidak mau lagi.
Jika saja ia sadar bahwa pertolongan dari Tim SAR itu dari-Nya, pasti ia akan mengikutinya dengan senang dan gembira. Akan tetapi ia tidak sadar. Diakibatkan ketidaksadarannya, maka maut menjemputnya masih dalam ketidaksadaranya itu.
Masalah sadar atau tidak sadar tentang sesuatu, menuntut suatu ilmu tentang sesuatu itu pula. Jika itu tentang kenyakinan pertolongan Allah, maka kita harus tahu lebih dalam tentang bagaimana dan seperti apakah pertolongan Allah itu akan muncul dan datang kepada kita? Jika kita sudah paham tentang itu, bashirah (pandangan mata hati) kita akan lebih bersih dan terang. Sehingga pertolongan apapun akan terasa kuat sampai kepada kita. Tersadar dan mau mengikuti kesadaran itu.
Maka kita akan menjadi orang-orang yang bersyukur kepada Allah. Orang yang tidak suka memvonis dan lidah mereka terjaga dari menjelekkan aoib-aib orang lain.
Ayo, pertajam bashirah kita dengan ilmu.

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Syah Dasrun - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger