Cita-Cita



Ketahuilah cita-cita adalah impian. Cita-cita adalah relung kehidupan. Cita-cita adalah elemen yang penting bagi siklus asa dan harapan. Dengan cita-cita, hidup begitu terasa indah walaupun serasa pahit kenyataannya. Dengan cita-cita, jiwa terasa mendapat petujuk untuk berjalan., walau jauh dan terjal, itu bukan merupakan suatu penghalang yang berat. Dengan cita-cita, aroma kehidupan terasa wangi dan harum, menyerbak kesegala penjuru arah, memberikan aroma wangi tanpa diminta.cita-citalah yang menghantarkan keseimbangan jiwa yang rindu sekali terhadap kejayaan dan kebangkitan Islam.
Cita-cita yang menjadi gambaran yang jelas tentang kehidupan, pengejawantahan terhadap visi kehidupan yang diiringi oleh misi-misi yang menguatkan. Bahkan sangat kuat, berambisi yang luar biasa, mempunyai tekad yang bulat. Karena perjalanan dalam mengarungi kehidupan itu tidak pernah terlepas dari pengetahuan tentang perjalanannya, gambarannya, dan tujuan perjalanannya. Sangat naïf jika ternyata seseorang yang berjalan tetapi ia tidak mengetahui kemana ia akana melangkah, kemana ia akan pergi, kemana obsesi itu digerakkan, dan kemana ia akan berakhir dalam perjalananny itu.
Maka, setiap orang yang harus memahami tentang cita-cita itu. Itu syarat yang mutlak bagi kehidupan seorang yang menginginkan impian itu, merajutnya dan memilikinya sepenuh jiwa. Keniscyaan dalam rukun-rukun cita-cita itu. Maka, tidak sepantasnya cita-cita yang besar itu harus di manajemen dengan baik. Karakteristisknya, hambatan dan ujiannya, dan kepahitannya. Bagi orang yang memimpikan cita-cita besar itu, hendaknya cita-cita besar itu biasanya dilakukan dengan membagi cita-cita menjadi satuan yang terkecil, yaitu target-target kecil yang kemudian untuk di distribusikan dalam satuan-satuan waktu yang lebih pendek. Itu lebih terasa mudah untuk menggapainya. Karena fitrah manusia yang sulit dan berat untuk menerima cita-cita yang langsung besar.
Namun setiap sesuatu yang mempunyai kekuatan yang besar, selalu membutuhkan prinsip-prinsip. Munculnya sebuah prinsip di dasarkan kepada kenyakinan yang teryakini atau yang ditimbulakan dengan kepercayaan yang menjadi basic keteguhan diri. Prinsip itu hasil dari perenungan- perenungan dari sumber hukum islam, yaitu Al-qur’an dan Assunah.

Munculah prinsip kebertahanan. Cita-cita yang terbaik dan yang mempunyai keteguhan harus mempunyai prinsip kebertahanan. Mutlak dan harus ada. Karena, suatu cita-cita yang agung akan terjadi pelbagai-pelbagai penolakan-penolakan keras yang datang dari kedengkian dan rasa permusuhan yang selalu terhembuskan oleh setan-setan laknatullah dan teman-teman setan yang dungu dan bodoh. Jika rasa kedengkian itu menjadi lebih besar, maka yang terjadi adalah penolakan yang berubah menjadi pertentangan, penyerangan yang membabi buta, dan berniat untuk membumi hanguskan cita-cita itu. Maka, sejatinya harus ada peng-counter- bagi cita-cita itu, harus ada kekebalan cita-cita itu, dan harus ada obat penguat bagi cita-cita itu. maka, sejatinya prinsip kebertahanan harus ada penawar dan penyerangan secara otomatis jika ada penyerangan dari berbagai pihak lain sehingga tidak melemah dan berputus asa, yang lambat laun akan mati.
Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Syah Dasrun - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger