Seperti Inilah seharusnya


Seperti inilah seharusnya….

Ibnu abbas pernah memegang tali kekang hewan tunggangan Zaid bin Tsabit.
“Beginilah yang kami lakukan terhadap orang-orang yang berilmu.” (minhajul Qashidin).

Terkadang sedih itu selalu menurunkan energiku, membuat aku lemah semangat, menguras daya pikirku. Betapa keherananku sanggup membuat pandangan yang berbeda dan bahkan sempat menilai dari ukuran bagaimana kita bersikap. Entah apa yang mencokol dipikiran kita, sejauh mana pemahaman kita terhadap ilmu itu, tentang perjuangan, tentang keutamaan, dan tentang efek yang ditimbulkan.
Entah bagaimana bersikap, karena mungkin saja ternyata jalan baginya terasa mudah dan harganya terjangkau atau bahkan gratis, ternyata malah membuat kita merasa surut dalam pencapaiannya.proses sangat mudah itu ternyata tidak membuat kita semakin giat belajar…kita malas tak bertepi.
Seperti apakah kita menyikapi ilmu itu???
Kita yang membutuhkan atau guru yang membutuhkan? Kenapa kita tidak menghargai ilmu itu…
Kecewa pasti terjadi bagi orang yang mempunyai ilmu. Mereka rajin dan berharap segera menyampaikan, tapi beribu=ribu kali mereka terkecewakan karena sikap kita. Sikap yang seolah kita tidak perlu, tidak membutuhkan.
Wahai Murabbi,,,
Aku tahu air matamu, ketika engkau berangkat dari rumah dengan perasaan senang, gembira, dan harapan besar kepada bina-binaanmu itu…
Tidak pernah terpikirkan berapa uang yang terkeluarkan, berapa keringat yang terkucur, berapa banyak siang dan malam memikirnya, berapa banyak dan berpak banyak semuanya…
Tapi engkau melihat, betapa mereka tidak seperti perasaan kita, datang dengan wajah terpaksa, datang telat tanpa rasa bersalah, dan yang paling tidak mengenakan adalah ada salah seorang yang tidak belajar, kemudian melewati didepan kita, jangankan meminta izin, menoleh sedikitpun tidak pernah…
Berapa banyak murobbi tersakiti oleh kita???
Siapakah yang sebenarnya membutuhkan ilmu itu???
Jika murabbi mau, beliau tidak akan mungkin mengingatkan kepada kalian tentang jadwal belajar,,,
Beliaupun tidak akan menanyakan kapan hari mereka belajar,,,jika beliaupun egois dank eras kepala, niscaya bagi orang yang belajar itu dikenakan terif dan pergi ketempat beliau…
Tapi lihatlah….
Adakah murobbi yang seperti itu???
Beliau selalu mengingatkan, menanyakan, dan pergi ketempat kalian. Walau sebenarnya ilmu itu tidak mendekati, tapi didekati.
Perasaan murobbi itu dimanipulasi bahwa Allahlah yang akan membalas segala perbuataanya, pahala baik perasaan hanya mereka harapkan dari Allah SWT.
Saudaraku….
Belajarlah menjadi binaan yang terbaik, terdepan, termulia. Muliakanlah murabbi kita, bukan memuliakan beliaunya tapi ilmunya. Karena Allah selalu memberikan ilmu itu kepada orang yang memuliakan pemberi ilmu itu. Belajarlah seperti Ibnu Abbas yang selalu memegang tali kekang hewan Zaid bin Tsabit. Padahal Ibnu Abbas adalah paman Nabi yang tertua, terhormat, bahkan Rasulullah pernah berkata,”Siapa yang mencintai pamanku, niscaya aku mencintainya. Tp barang siapa yang membenci pamanku, pastilah aku membencinya!”.
Derajat seseorang ditentukan oleh keilmuanya. Ibnu abbas tak segan dan malu untuk memegang tali hewannya itu, karena beliau tahu dengan sangat seperti apa seharusnya yang dia lakukan…
“Beginilah yang kami lakukan terhadap orang-orang yang berilmu!”….
Ah,,,perkataan itu yang jarang sekali terdapatkan….
Aku, kamu dan kita pun ingin merasakan kondisi seperti itu…
Tidak dapat dibanyangkan apa yang terjadi jika orang-orang seperti Ibnu Abbas hadir di jaman ini.
Beginilah seharusnya kita memuliakan ilmu itu…
Beginilah seharusnya sikap pencari ilmu itu…
Beginilah Rasulullah mengajarkan tentang memuliakan ilmu itu…

Ya Rabb, maafkanlah kami selama ini…
Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Syah Dasrun - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger