Akhi...


Akhi, Keshalihan pribadi itu biasa, tapi keshalhan umat itu luar biasa. Apakah antum merasa nyaman hidup dalam keshalihan sendiri, sedang disisi kita, disekitar kita banyak orang yang tidak merasakannya? Apakah antum meras lega dengan kondisi antum, sedangkan diluar sana sangat dibutuhkan orang yang nau membimbing mereka???
Akhi,,,,
Andai kita hidup di jaman Rasulullah, generasi sahabat, tabiin, dan salafushaleh, mungkin kita akan malu denagn kondisi kita sendiri. Betapa tidak setiap kali mereka bertemu, mereka akan menanyakan,”bagaimana tahajud antum”,BAgaimana keimanan antum,”sejauh mana tilawah antum”dll. Seperti itulah “saling mensehati” mereka gulirkan. Lalu seperti apa kita jika bertemu???
Akhi,,,
Perlu kiranya ada suatu hentakan dalam hidup ini, agar kita terkontrol keimanan kita, agar terjaga, dan agar ruh keimanan kita tetap terupdate sehingga kita termasuk kaum Rabbaniyyin. Carilah sebisa mungkin wasilah-wasilah seperti itu. Niscaya engaku hanya akan mendapatkan dalam suatu jam’aah, bukan sendiri.
Akhi,,,
Apakah kita bisa dikatakan terlalu berlebihan jika kita benar-benar menginginkan suasana seperti dulu yang walaupun itu sangat jauh? Apakah kita tidak merasakan suasana halaqoh kita begitu ruhnya mengalir???apakah kita mengatakan ketika disodorkan mutabaah kita berkata bahwa ini ria, masalaha amal itu hanya kita yang tahu???jika seperti itu, riakah orang-orang dulu??? Tidak akhi,,itu jauh sekali dengan kenyataan seeprti itu. Mereka hanya ingin supaya mereka termotivasi dengan yang lain. Muncul rasa malu, dan kemudian mereka berusaha untuk mengusir rasa malunya engan melakukan amal=amal yang minimal tlah disandarkan??? Andai mereka tahu, hanya halaqohlah satu-satunya yang bisa men chas keimanan kita. Sungguh tidak sebatas materi yang disampaikan. Kalo dalam segi materi, tentunya banyak sekali wasilah-wasilah yang ada. Tapi dlam segi Qodhoya, memecahkan masalah, manajemen curhat, info keislama terkini.
Akhi,,,
Jika antum mengatakan, kita mengajak ke satu bendera,,,kita katakana, apakah aa cela dalam hal itu???bukankah ketika kita merasa ada lebih baik kita cenderung tetap disana dan fitrah kita selalu member tahu kepada masyakarat seolah-olah kita ingin mereka bersama kita??? Dalam hal ini, sayyid qutb pernah berkomentar bahwa islam ini sekarang begitu asing dan berbagai macam kelompok dan golongan-golongan. Kita akan lihat pergerakan-pergerakan negatife bertebaran dimana-mana. Maka dengan itu, kita perlu membuat suatu gerakan, suatu organisasi untuk mengcounter pergerakan mereka dan harapan kita adalah fikrah kita tersebar, mewarnai kehidupan mereka dan akhirnya banyak yang bergabung dalam barisan kami. Jauh dari obsesi dunia, tapi da’wah ilallah. Apakah itu tidak boleh???
Akhi,,,
Suadah saya katakan jika kita ternyata antipati terhadap suatu organisasi, berarti ada alas an. Tolong bersihkan niat atum ketika hanya gara-gara perkataan kita tidak direspon oleh ustdz padahal kita membutuhkannya. Antum tahu apa alas an ustdz itu??? Satu hal sepele, tapi itu membuat kita jatuh dijalan dakwah. Merasa telah berjasa, sehingga mereka punya hak untuk dibalas, sehingga ketika tidak dibalas, mereka antipati.
Picik sekali akh,,,berarti itu semua ada kesalahan dalam niat antum pertamanya.
Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Syah Dasrun - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger