Perubahan Kondisi


Perubahan kondisi tekadang melupakan khittah awak mula berdiri, penerimaan yang over melalaikan hati, kelebihan semangat terkadang membuat kita lemah, dan kesigapan kita terkadang membuka kita untuk tetap berdiam diatas kehinaan ini.
Harga yang kita bangun hari ini, kualitas yang kita urutkan hari ini, hanyalah harapan-harapan dasar kita melangkah. Ghayyah kita tertuju kepada Allah Rabbul Izzati, haddad kita sebagai wajihah penyebaran Islam. Tidak ada yang menyangkal hari ini, dan saya kira mereka semua menyatukan hati, dan janji dan komitmen diatas kepala mereka bertengger.
Jalinan yang buat pada hari itu, asa yang buat, sedikit demi sedikit mulai goyah. Syarat-syarat itu begitu mudah terlupakan dikarenakan masa-masa sulit ini. Masa-masa kita membutuhkan untuk hidup sebenarnya. Sampul- sampul yang telah terikat kini dengan sendirinya lapuk oleh hujan. Dan akhirnya muncul perntanyaan,”Siapakah yang bertanggung jawab???”
Kelemahan yang kita buat sebenarnya bukan karena permasalahan yang banyak, tetapi saking jauhnya kita dengan Allah. Semakin jauh, semakin lupa terhadap-Nya, dan secara tidak sadar permasalahan yang kita terima, diadukan kepada manusia bukan kepada Allah.
Siapakah yang tergiur oleh seseorang yang menggembor-gemborkan symbol, mendeskripsikan gambarannya, rancangannya, tujuan akhirnya ternyata ada titik yang dengan itu malah membuat kita terhenyak???
Saudaraku…
Keterhenyakan itu beralasan dan jiwa itu sesuaio dengan fitrah.
Beranikah kita dengan janji-jani dan satuan agenda yang telah kita buat, ternyata kita lipat dan digulung dengan tanpa rasa bersalah??? Diganti sesuatu yang kelihatannya mendesak padahal yang mendesak itu hanya nafsu kita???
Tidakkah kita malu dengan Allah…
Satuan jan ji itu sebenranya jelas sekali harus tertunaikan dan harus terlaksana. Jika tidak, sebenarnya ia akan menyakiti bukan hanya satu hal, tapi hal-hal yang lain.
Mengganti sesuatu dengan yang lain sebenarnya dibolehkan dengan ukuran-ukuran tertentu. Ada skala prioritas memenuhi ruang gerak dimenisi itu. Cacat jika ternyata kita merasa paham dengan itu, yapi kenyataannya jauh dari itu.
Memang seperti itu, nasihat itu akan mental, manakala kita tidak menerimanya, atau manakala hati terlalu cinta, karena cinta itu membutakan. Mereka akan merasa nyaman jika mereka melempar dan merenovasi tuduhan-tuduhan itu dengan sebaik-baiknya. Senang sekali rasanya. Perasaan kemenangan itu akan disimpan dan mereka siapkan jika ternya ada yang menyerang lagi. Padahal modusnya tidak jauh dari itu, ada tambahan-tambahan senjatanya. Jangan pernah tanyakan materi penyerangan mereka dengan yang lain, sebab kesusahan dan kepayahan dan berpikir yang tidak ada membuat mereka tidak mau mengulangi kembali maker mereka. Kenyamana itu akan terlihat denagn hanya satu materi yang saya katakana ditambah-tambah sedikit.
Jika ternyata ada yang datang terhadap mereka lagi, lalu keluarlah senjata materi itu karena mereka tahu yang dating itu sejenis. Poin-poin untuk merendahkan segera meluncur dan malah membuat mereka merasa sedih terhadap apa yang mereka perbuat.
Akhirnya….
Segala apa yang ada dipenasihat, dimata-matai dengan serapih mungkin. Kesalahan sedikit apapun ditulis dan akan dipersiapkan sebagi bumbu.
(bersambung….putus koneksi pikirannya,he)
Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Syah Dasrun - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger