Guncangan Su'udzon


Adakalanya hati ini akan tergoncang seakan diguncang-guncangkan dengan terus menerus. Tentu hati ini akan kuat jika sekali atau dua goncangan, tetapi hati siAapakah yang kuat kokohnya terhadap guncangan yuang keseratus kalinya atau lebih???
“Adakah engkau tidak merindukan surge lagi?”. Kemana perginya ibadah salat berjamaah kita?Kemana perginya tilawah-tilawah kita?kemana pula tahajud kita, Dhuha kita, Infak kita???kemana pula ibadah-ibadah yang lainnya??? Dikemanakan puasa sunnah kita dan seberapa lamakah kita untuk tidak meneteskan air mata keinsyafan kita???
Jika mereka semua telah pergi, menghilang tanpa jejak, bersiap=siaplah menerima kekosongan hati, kehausan ruh dan akhirnya hilang dan reduplah kosakata-kosakata kita. Seperti itulah…seperti itulah…Anjing yang melonglong menjulurkan lidah kep[ada makhluk yang lain karena ketekutannya. Ketekutan dia duluan, ketakutan berbuntut gerakan dengan harapan supaya meredam gerakan orang yang ditakuti itu.
Jika terkuasai oleh sikap dan sifat su’udzon, niscaya kebenaran dan kebaikan-kebaikan yang ditimbulkan itu akan lenyap. Kemudian muncul keburukan-keburukan yang ditimbulkan yang dikemas apik dan penuh hiasan yang indah. Lengkap sudah ternyata jika penuntutan pembalasan itu bersama dengan oranh-oramg ynag dibenci. Jangan harap segala tingkah tanduk, perbuatan orang itu akan mendapatkan cela yang bersumber dari mereka. Mengipas-ngipas baunya kesegala penjuru.
Ya rabb, betapa jiwa ini fitrah. Mereka tidak tahu bahwa jika mereka meraung-raung dan merintih menolak memakan daging bangkai manusia yang mati dan busuk??? Betapa hati mereka tergiurkan oleh syetan yang berkata,”Tenang saja, mereka lebih buruk dari kita!!!”
Ketakutan, su’udzon, bersama ketidak percayaan mereka, sebenarnya mencerminkan bahwa mereka seperti itu. Bukankah engakau pernah tahu jika seorang yang suka iseng dan jahil, ia selalu takut orang llain iseng dan jail terhadap dirinya??? Bukankah orang-orang uang selalu meracuni makanan suka takut dan was-was terhadap apa-apa yang ia makan???
Cinta seperti apa yang engkau bangun sehingga menyakiti orag yang engkau cintai dan orang-orang yang didekatinya???
Pantaskah disebut cinta??? Kini air mata cinta itu hanya tinggal sejarah dan dongeng belaka seperti dongeng anak-anak kecil . tangis yang menghanyutkan dan kelemahan azzam. Ternyta mereka lebih sering mengingkari daripada menahan.
Saudaraku…
Ketahuilah, lidahmu adalah harimaumu. Setiap lidah yang bergerak, hati yang dipaksa menguatkan dan sifat yang dikeraskan itu, segalanya terlihat oleh Allah SWT.
Tahan lidahmu, buang rasa su’udzon itu dan kembalilah!!! Jangan engkau tambahkan dosa-dosamu setelah engkau tidak menyadari kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat dengan melemparka tuduhan yang lebih hina dari itu. Tuduhan-tuduhan itu tidak pernah terlepas dari tuduhan yang mereka terima. Walaupun itu kenyataan,bukan sekedar gossip, dan hamper tidak ada tuduhan lemparan itu melainkan lebih sedikit…TIDAK… tapi lebih banyak dari itu, bervariasi dan aroma bangkai itu tetap ada, mewarnai kehidupan mereka.
Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Syah Dasrun - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger