Simbol


Simbol

Terkadang symbol itu menjadi pusaran perpecahan. Tak ayal lagi, memang kenyataannya seperti itu. Padahal, symbol itu suatu keniscayaan untuk dikenal, agar diketahui, agar dinilai dengan obyektifitas dibalik symbol itu. Eksistensi kelompok itu menjadi ada karena symbol itu, tanpa symbol sulit bagi mereka untuk sekedar mengejawantahkan kelompok itu.
Namun, terjadilah hal-hal yang selalu membuatku mengerutkan dahi, symbol itu berubah menjadi ajang perpecahan! Betapa banyak orang malah berbangga dengan itu, padahal itu adalah tidak bernilai tanpa hakikat dibalik itu semua. Mengalami pergeseran makna dan wilayah, mengikat, memaksakan doktrin, dan sangat erat dengan fanatisme yang terlahir dari simbolo itu. Karena symbol akn terlahir dari keadaan nurani yang menciptakannya, sesuai dengan niatnya, dan sesuai dengan ego yang direalisasikan dengan visi dan misinya.
Bagaimanakah pendapat jika ternyata symbol dijadikan bahan perpecahan, merasa lebih benar, dan sombong terhadap yang lainnya??? Symbol yang sepeti apakah itu yang terlahir karena ketakutan akan terusikannya cengkraman mereka, hingga ketakutan terambilnya massa oleh yang lain sanggup menjadikan symbol lain menjadi musuhnya??? Lalu, setelah itu masanya bagi mereka untuk membenrangus symbol lain yang tidak sejalan dengannya, tidak sefikrah dengannya dan tidak sejalan dengan visi misnya???
Mereka takut terhadap symbol yang baru terlahir, dengan alasan mereka sering menyalahkan mereka, mengatakan bahwa mereka yang benar. Tetapi apakah yang terbaru itu seperti itu? Padahal keilmuan dan pendidikan mereka lebih jauh dan dalam dari kelompok ornag yang ketakutan itu. Dan bukankah mengambil dari sumber daerah ilmunya lebih murni dan bersih daripada mengambil ilmu yang daerah yang lain yang dibawa dari daerah sumber itu? Tapi mengapa mereka mengangap bahwa mereka itu bodoh dan mengambil satu aliran saja???
Inilah symbol lama itu, ternyata ketakutan mereka yang sering menghantui selama ini adalah atas kesalaha mereka sendiri.merekalah yang merasa paling benar~! Merekalah yang fanatic terhadap pemimpinnya sekalipun raport merah nyatanya!~! merekalah yang menggemgam doktrin-doktrin ketakutan dan kecemasannya, bukan golongan symbol baru itu!!!
Padahal symbol lama itu hanya terusik dengan masanya saja, takut mereka keluar dan menggabungkan diri dengan symbol baru itu. Tanpa mereka mendalami suatu ilmu itu dan meintropeksi apakah yang sering dilontarkan symbol baru itu adalah benar atau apakah karena niatan jelek symbol baru itu.
Inilah sendi yang ditajdid dan diperbaharui oleh mereka. Memang keterkungkungan kita terhadap sesuatu, kebekuan pikiran tentang doktrin yang tidak pernah berubah dan menutupi hal-hal yang berguna yang datang dari ilmu modern itulah yang menjadi menyebab perpecahan. Bukan mereka yang membawa symbol baru itu! Meskipun ada tapi itu hanya sebagian oknum terkecil dan dengan sendirinya mereka akan menyadari kesalahannya dan berusaha memperbaiki diri sendiri.

Prasangka, menutupi diri, kesombongan, kejumudan pikiran selalu ada dan mempengaruhi orang-orang yang selalu menghembuskan perpecahan!!! Mengobarkan kemarahan akan kelompoknya yang merasa tersingkirkan dan termundurkan dengan adanya kelompok yang baru. Dan itu jelas sudah melewati batas. Orisinalitas dakwah itu teregeser!!!

Mari berpegang pada tali-tali Allah. Karena ujung tali-tali itu adalah suber hukum yang tidak pernah terbantahkan, yaitu Al-Quran dan Sunnah! Janganlah sesekali anda lebih memperhatikan pemimpinnya dari pada anda memperhatukan Al-Quran dan sunnah itu. Hina sekai diri anda, bahkan sifat kekafiran tersemat dihati anda. Rujukanlah tiap fatwa-fatwa kelompok anda dengan sumber hhukum itu. Bila sejalan, sungguh itu asalah kebenaran. Tapi bila ternyata bertentangan, bertobatlah dan nyakinilah bahwa fatwa itu adalah sesat karena tidak sesuai dengan sumber hukum itu! Yang harus diperhatikan adalah haram bagi kita ternya kita tetap patuh terhadap kelompok itu yang jelas-jelas menyesatkan…..
Insya Allah, semoga Allah memnerikan petunjuk dan hidayah-Nya!


103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Syah Dasrun - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger