ANTARA KENANGAN DAN RASA

ANTARA KENANGAN DAN RASA
Jika kita mempunyai pengalaman,suatu peristiwa, suatu kenangan masa kemarin, selalu saja menimbulkan ruangan tersendiri. Dengan mudah kita memaksakan diri untuk sekedar merenung (walau hanya sebentar) untuk mengenang kenangan itu. Dan ini tidak berlaku yang terbaik saja, bahkan kenangan-kenanagan yang buruk pun terkadang kita rindukan.
Dan tentunya ada sesuatu disana. Ada energi disana. Ada ketenangan disana. Ada obat disana. Berharap akan mendapatkan “sesuatu disana”. Berharap akan pengulangan kenangan itu dengan berhias dan bersolek yang lebih indah dan menawan. Masa lalu itu membawaku pikirank terjun dan bahkan melayang dengan membawa segudang isyarat,”Carilah Ibrah disana”.
Ia sudah terjadi, teringat perkataan Imam Ghazali,”…hal yang paling jauh adalah waktu yang lalu! Ataupun dr Aidh Al-Qarni mewanti-wantikan supaya hati-hati dalam pengenangan masa lalu. Disana pula ada racun, disana pula ada perangsang pesimis juga pembuat futur.
Saudaraku….
Terkadang kita lalai dalam kehidupan ini, terkadang pula stigma yang kita paparkan dalam kenangan itu terlalu memaksa, terlalu mengkebiri, terlalu tergesa-tergesa. Padahal ada rahasia didalamnya, ada mutiara dan cahaya didalamnya. Rahasia itu telah tersusun diantara jarak dan waktu. Sedikit saja melenceng dari sana, ia akan menemukan pandangan-pandangan negative. Karena mutiara itu berada diantara sampah-sampah yang mengandung berbagai macam virus yag siap menghantam.
Ambilah dan kenanglah kenangan itu, perasaan itu, yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Bawalah kenangan itu supaya meresap dengan kenangan yang ada sekarang. Jangan buang kenangan itu dikarenakan ada kenangan lain, tapi simpanlah dan kenanglah ia. Karena boleh jadi, kenangan yang baru itu akan mengusik yang lama, sedang yang lama akan iri dan dengki dengan yang baru.
Jikalau bisa, satukanlah. Lihatlah bagaimana Rasulullah menyatukan kenangan - kenangan istri-istri beliau. Bagi Rasulullah rasa cemburu itu bukan penyakit, tapi sumber cinta. Kecewa yang akan terjadi, bahkan ada semacam sedih yang berkepanjangan bila membuang kenangan dulu dengan kenangan sekarang. Karena Ternyata kenangan sekarang itu perlahan-lahan hilang karena semboyan yang mereka acungkan,”Rasa ada karena sebab, dan akan hilang bersama hilangnya sebab itu.” . jauh dan sangat jauh. Seketika itu pula kita akan berlari ke kenangan yang dulu. Sungguh ianya juga telah hilang bersama lenyapnya kenangan sekarang.
Seperti itu keadaannya. Bila itu terjadi pada kita, semboyan yang paling tepat kita bawa adalah Rasa ada karena sebab, dan akan hilang bersama hilangnya sebab itu.
Berpikir yang mendalam, pahami semboyan itu, maka kelak kita akan kembali menyucikan diri dengan tema “rasa/ kenangan”. Dan yakinlah ada satu kesimpulan paling agung yang jika ingin mencari solusinya, jangan membawa kenangan itu karena sebab. Dan tentunya itu tidak akan pernah terjadi kecuali engkau berkenangan bersama Allah.



Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Syah Dasrun - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger