Ada banyak orang yang terluka disini

Ada banyak orang yang terluka disini.
Terluka,,,terluka,,,terluka,,,. Banyak yang terluka disini. Disekitar kita. Bahkan mungkin saja orang yang terdekat dengan anda pun terluka. Karena kita tidak perlu mencari psikiater untuk menemukan orang-orang yang terluka ini. Karena itu pula, akan menjadi banyak orang lain yang akan terluka oleh yang terluka. Akan banyak orang yang tersakiti. Sejatinya, orang teluka itu mempunyai watak yang amat berperasaan, ‘membuat orang lainpun terluka!’.
Pada abad ke -19, Filsuf Arthur Schopenhauer mengilustrasikan manusia dengan landak yang berkerumun pada malam dingin yang menyakitkan:
“Semakin dingin diluar, semakin kita berkerumun untuk mencari kehangatn; namun semakin dekat kita satu sama lain, semakin kita menyakiti satu sama lain dengan duri panjang kita yang tajam. Dan, pada malam dingin yang sepi di bumi pada akhirnya kita mulai hanyut terpisah dan berjalan sendiri-sendiri serta membeku sampai mati dalam kensunyian kita.”
Memang seperti itulah kenyataannya. Orang yang terluka seringkali selalu membuat yang lainnya terluka. Tak ayal, jika kita dekat dengan orang yang terluka, kita akan merasakan kita terluka oleh mereka. Biasanya berjenis dan tipe yang sama. Melancarkan serangan seperti orang lain yang menyerangnya. Ini semacam ‘supaya orang lain merasakan penderitaan seperti kita’ alasan mereka seperti itu.
Saya mempunyai seorang teman. Dia berubah drastis sejak patah hatinya dengan seseorang yang begitu ia cintai. Jangankan ibadahnya, sifat-sifatnyapun berubah ke arah negatif. Itu disebabakn oleh wanita yang begitu ia cintai ternyata tidak mempunyai perasaan yang sama dengannya. Kemudian wanita itu pergi jauh ke luar negeri untuk mengabdi di Rumah Sakit. Saya rasa habislah kisah itu, ternyata ia masih panjang. Teman saya begitu terpukul, dan ia terluka. Hingga akhirnya teman saja berhubungan tidak sehat dan berniat lain dengan orang lain. Akhirnya justru ia telah melukai wanita-wanita lain dengan memainkan perasaanya. Modus rayuan, mengajak menikahpun ia lakukan. Dan begitulah hati seorang wanita. Ia mudah termakan oleh rayuannya. Ketika wanita-wanita itu termakan dan percaya, saat itulah ia maki-maki wanita itu, menyebutkan kekurangannya di depannya dan akhirnya teman saya pergi meninggalkan wanita itu. Wanita itu terluka, sakit hatinya. Hingga antara mereka menyisakan benci yang sangat mendalam. Bahkan ada diantara mereka yang taruma dekat dengan seorang laki-laki sampai sekarang.
Awalnya, saya tidak habis pikir kenapa ia melakukan seperti itu kepada wanita-wanita yang dekat dengan dia. Tetapi setelah saya membaca buku “Winning with Peple” karya John Maxwell, saya baru mengerti kenapa seperti itu. Jawabanya sangat sederhana “KARENA IA TERLUKA”.
Ia terluka oleh wanita yang ia cintainya. Ketika ia tidak mendapat cintanya, lukaknya menganga. Dan ia ingin agar orang lain merasakannya pula. Sebenarnya saya mengetahui ketika ia melukai wanita-wanita lain, ia menjadi sangat terluka lagi. Ia mengetahui bahwa ia salah. Namun, ada kekuatan yang selalu mendorong ia harus melakukannya. Ia haus dengan itu, yang akhirnya ia terkalahkan oleh kekuatan itu.


Jika terluka hati kita, niscaya badan kita pun akan terluka. Bukan seorang muslim yang ia tidak merasa risih dengan keterlukaanya melukai orang lain.
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ya Allah barangsiapa menguasai salah satu urusan umatku lalu menyusahkan mereka maka berilah kesusahan padanya." Riwayat Muslim
Jika kita merasa bahwa kita tersakiti dan merasa ingin menyakiti orang lain lagi karena ingin menyebarkan perasaan itu, pertanda bahwa kita belum memahami takdir dan ketetapan Allah. Allah tidak akan pernah mendzalimi hamba-Nya, justru hambanya sendiri yang mendzalimi dirinya sendiri. Tidakkah kita tahu bahwa Allah menyiapkan yang terbaik bagi kita? Ya, kita mengetahui. Tetapi kita sadar bahwa apa yang terjadi pada kita pada akhirnya berujung pada kebaikan, walaupun terasa pahit oleh kita. Walaupun terasa berat oleh kita.
Ketika sakit, tidakkah kita harus minum obat yang pahit demi kesembuhan kita nantinya??? Jika kita tahu, kenapa engkau tidak begitu yakin terhadap keteteapn Allah ini???
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS Albaqarah 216).
Dan sekali lagi, itulah kelemahan kita. Dan saking Allah mencintai kita, Allah menyiapkan ujian-ujiannya. Dan ujian yang diberikan oleh-Nya berpusar ke arah sana, di kelemahan kita. Kenapa disana? Allah ingin, supaya kelemahan kita menjadi kuat!
Indah sekali ucapan Ust Rahmat Abdulloh dalam salah satu memoar dakwahnya,
“Allah akan menguji di titik terlemah antum. Sampai Allah mengetahui bahwa antum sudah menjadi kuat.”
Berusahalah, bermujahadahlah, selalu husnudzan kepada-Nya. Minta maaflah kepada orang-orang yang telah disakiti dan beristighfarlah..
Setelah itu, Allah melihat pekerjaan itu dan menyiapkan sesuatu yang lebih baik sebagai penggantinya.
Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Refleksi Syah Dasrun - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger